Pada umumnya anak di usia sekolah dasar karakternya identik dengan bermain, bersenang-senang, berkumpul dengan temannya, dan melakukan sesuatu secara langsung (konkret). Namun, pada usia ini mereka masih sulit untuk diajak serius. Biasanya anak yang aktif, mereka suka bermain sendiri atau mengganggu temannya belajar. Sedangkan anak pendiam/pasif biasanya cenderung malas belajar apalagi jika tidak ada yang mendampingi. Oleh karena itu, solusi pembelajaran kooperatif adalah metode yang efektif untuk menanggulangi hal tersebut.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran siswa yang mengutamakan kerjasama. Menurut Hamid Hasan dalam etin solihatin , kooperatif mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kooperatif siswa dibagi kelompok, masing-masing kelompok harus terdapat anak dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah agar dapat saling membantu/melengkapi. Masing-masing kelompok diberi soal kemudian mereka memecahkan secara kerja sama. Lalu guru mengevaluasi hasil kerja sama mereka.
Menurut Ibrahim (2000:10) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 6 langkah yaitu :
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyajikan informasi
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Evaluasi
Memberikan penghargaan
Dari langkah-langkah diatas dapat disimpulkan bahwa Metode pembelajaran kooperatif(berkelompok) sangat cocok diterapkan di Sekolah Dasar karena membuat siswa terlatih berargumen serta melatih kekompakan dalam berkelompok. Disamping itu metode ini juga menyamaratakan karakter siswa dari yang aktif sampai dengan yang pasif.