Evaluasi Penyelenggaraan Haji di Kota Bekasi Tahun 2024: Perbandingan dengan Tahun 2023, Kelebihan, Kekurangan, dan Perbaikan.
Musim haji adalah salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Kota Bekasi. Tahun 2024 menandai musim haji yang penuh dengan antusiasme dan refleksi, baik dari para calon jemaah haji maupun penyelenggara. Para jamaah haji sudah tiba di tanah air dengan selamat, disambut keluarga karib kerabat dengan penuh suka cita. Penyelenggara haji juga ikut berbahagia dengan selesainya musim haji tahun ini. Beberapa hal perlu menjadi evaluasi penyelenggaraan haji, kelebihan serta kekurangan dalam penyelenggaraan haji tahun ini akan menjadi acuan tahun berikutnya. Kepala Kemenag Kota Bekasi, H. Ali Mashuri, tentunya disoroti dalam mengelola penyelenggaraan haji tahun 2024 ini. Penyelenggaraan haji 2024 di kota Bekasi juga menjadi bahan evaluasi bagi Kepala Seksi Haji dan Umroh Ibu Sri Siagawati. Ditemui di ruang kerjanya Jumat, 26 Juli 2024 menjelaskan tentang bagaimana penyelenggaraan haji 2024 yang banyak perubahan lebih baik dari tahun sebelumnya.
- Perbandingan Penyelenggaraan Haji 2023 dan 2024
Jumlah jamaah pada tahun 2023 Kota Bekasi mencapai sekitar 2.000 orang. Pada tahun 2024, jumlah jemaah meningkat menjadi sekitar 2.731 orang yang berangkat, sedangkan kuotanya 2746 karena beberapa orang yang terkendala karena ada yang meninggal, sakit dan kecelakaan, sehingga ditunda tahun depan. Kuota 2617 normatif, diberikan lagi 90 orang untuk lansia, Cadangan 810 dihitung dari kuota normal. Mereka harus melunasi di tahapan pertama. Ketika di tahapan pertama selesai, sebagian yang gagal system akan diusulkan kembali pada tahapan kedua. Bila jamaah waktu pelunasan di tahap pertama gagal system maka akan diusulkan kembali di tahapan kedua. Siapa saja biasanya yang gagal system? Selain yang pada saat pelunasan ada kendala di system perbankan, ada pula yang gagal system karena hasil MCU tidak diterima system karena hasil cek darah melebihi batas normal. Hal ini berkaitan dengan istithaaah kesehatan.
Ada regulasi baru di tahun 2024, calon jamaah harus melalui istitho'ah terlebih dahulu baru pelunasan. Sebenarnya istitho'ah sudah ada sejak 2019 walaupun masih sederhana hanya dari Puskesmas. Tahun 2024 ini selain dari Kesehatan MCU, pemerikasaan HBA1C ditambah lagi Kesehatan kognitif/mental untuk menghindari dumensia. Kemungkinan dumensia sementara karena faktor ketakutan jamaah terhadap petugas dan banyaknya pertanyaan. Sehingga di tahun berikutnya diharapkan ada penyederhanaan .
Apa itu istitho'ah? Istithaah kesehatan jamaah haji memiliki makna kemampuan jamaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan. Sehingga, jamaah bisa menjalankan ibadah haji sesuai dengan syariat agama Islam. Mereka melewati tahapan MCU dan harus membuat berita acara yang ditandatangani oleh ketua tim Kesehatan masing-masing Kabupaten/Kota. Pada tahun 2024 ini ada pemeriksaan HBA1C bagi Jemaah yang tidak boleh melebihi batas normal 12%. Apa itu HBA1C? Tes hemoglobin A1C (HbA1C) adalah tes darah yang menunjukkan kadar gula darah (glukosa) rata-rata Anda selama dua hingga tiga bulan terakhir. Semakin tinggi jumlah HbA1c berarti semakin banyak hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. Hal ini menjadi pertanda bahwa gula darah tinggi. Jika jumlah HbA1c melebihi 8%, kemungkinan jamaah mengalami diabetes yang tidak terkontrol dan berisiko mengalami kommplikasi. Bagi yang mempunyai kendala kesehatan di tahapan pertama masih bisa ditreatment untuk menormalkan kesehatannya dan akan diusulkan kembali di tahapan kedua. Selanjutnya yang menentukan layanan berangkat tidaknya jamaah ada di Badan Kekarantinaan Kesehatan Pelabuhan (BKKP).
Untuk fasilitas akomodasi dan transportasi pada tahun 2023 mengalami beberapa kendala teknis, terutama terkait dengan keterlambatan bus pengangkut jemaah. Pada tahun 2024 Fasilitas akomodasi dan transportasi mengalami peningkatan signifikan dengan adanya bus baru yang lebih nyaman dan tepat waktu.
Pada tahun 2023 pelayanan kesehatan cukup memadai meski ada beberapa keluhan mengenai kurangnya tenaga medis di lapangan. Namun pada tahun 2024 Jumlah tenaga medis ditambah dan pelayanan kesehatan lebih responsif terhadap kebutuhan jemaah.
Sedangkan tentang koordinasi pada tahun 2023 antara berbagai pihak, seperti Kemenag, maskapai penerbangan, dan penyedia layanan lokal, dinilai masih perlu ditingkatkan. Pada tahun 2024 ini koordinasi antara berbagai pihak menunjukkan peningkatan dengan adanya sistem komunikasi yang lebih efisien dan penggunaan teknologi informasi.