Lihat ke Halaman Asli

Yeti Solihat

Pelajar/Mahasiswa

Tantangan dan solusi Pendidikan Sekolah Menengah di Era Disrupsi Teknologi

Diperbarui: 23 Januari 2024   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era disrupsi teknologi ini, pendidikan sekolah menengah sudah hampir semua siswa kenal yang namanya teknologi,namun banyak sekali dikalangan sekolah menengah ini turunya semangat kreativitas di sekolah nya karna dengan perubahan zaman ke era disrupsi ini . Dengan adanya perubahan zaman khususnya perubahan teknologi, siswa sekolah menengah kini terobsesi dengan teknologi, salah satunya adalah telepon seluler. Sehingga dapat mempengaruhi ketidak perdulianya terhadap pembelajaran. Era disrupsi teknologi yang semakin maju saat ini berdampak pada segala bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Semua pihak yang terlibat, baik guru maupun siswa, ingin mengikuti perkembangan yang ada saat ini. Mereka menghadapi era yang memerlukan pemikiran analitis tingkat tinggi yang out of the box, dibandingkan pemikiran manual yang hanya mengikuti kebiasaan yang ada. Totok Suprayitno, Direktur Biro Penelitian dan Pengembangan (Kemendikbud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan ada tiga tantangan yang harus dihadapi para praktisi pendidikan saat ini. Tantangan disini melalui kurikulum,pembelajaran dan asasmen.

1. Kurikulum Merupakan pedoman untuk memberikan kegiatan pembelajaran bagi anak di sekolah. Hingga saat ini, Indonesia memiliki tradisi pergantian jurusan setiap 10 tahun sekali, padahal dunia terus berubah setiap harinya.

"Harus dipikirkan bagaimana membentuk kurikulum yang bisa beradaptasi, yang mendisrupsi kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada. Mungkin lebih baik dilakukan secara bertahap agar modelnya bisa mengikuti perkembangan zaman,". Melalui mata kuliah ini, kita ditantang untuk mengembangkan anak-anak yang berpikir proaktif, kritis, analitis, kreatif memecahkan masalah, berinovasi, dan memiliki karakter yang mampu beradaptasi terhadap hal-hal baru dan tidak terduga. "Peran ini akan memungkinkan anak-anak kita hidup di era yang penuh kompleksitas dan ketidakpastian, namun juga peluang,"

2. Pembelajaran Tantangan kedua adalah mengenai pengajaran atau penyampaian. Topik yang mudah diajarkan oleh guru seringkali mudah digantikan oleh teknologi. Jika guru hanya mengajarkan apa yang ada di buku, tidak ada bedanya dengan internet. Faktanya, informasi di Internet jauh lebih kaya sehingga anak-anak sekarang dapat mencarinya sendiri tanpa bantuan guru. Ia menilai mengubah kebiasaan mengajar bukanlah hal yang mudah. Hingga saat ini segala hal yang berkaitan dengan pengajaran telah diatur oleh pemerintah pusat. Mengajar mungkin tampak seperti pekerjaan fisik, namun sebenarnya penuh dengan kreativitas dan inovasi. Oleh karena itu, perubahan harus terjadi di semua lapisan masyarakat.

3. Assessment Tantangan ketiga, tambahnya, berkaitan dengan pengujian atau penilaian. Pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan. Sebab, evaluasi diperlukan untuk mengetahui keberhasilan suatu sistem pembelajaran. Penilaian yang baik adalah penilaian yang benar-benar dan jujur menunjukkan kemajuan dan perkembangan siswa, bukan dibuat-buat. "Penilaian harus melihat diri kita sendiri agar dapat mendeteksi kemajuan hasil belajar anak kita dan mampu memperbaiki diri sehingga kita bisa belajar lebih baik."

Berbagai solusi dan pendekatan telah diterapkan untuk mengatasi setiap tantangan pendidikan di era disrupsi teknologi. Namun yang terpenting adalah evaluasi pendidikan, dan setiap guru harus mengetahui apa saja yang perlu diubah dan apa yang perlu diperhatikan seiring berkembangnya teknologi. Khususnya kurikulum sebagai landasan dan pedoman bagi siswa serta metode pembelajaran tersebut di atas harus menjadi pertimbangan. Asesmen pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan pendidikan di era disrupsi teknologi dan oleh karena itu perlu dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan khususnya di Indonesia. Dunia pendidikan sedang mengalami perubahan yang dipimpin oleh perkembangan teknologi, sehingga perlu dirancang kurikulum dan metode pembelajaran yang berbeda atau bahkan berbeda dengan yang diterapkan saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline