dalam gaum malam aku terdiam. sejenak bola mata bergulir dan pikiran aneh mulai menggelayuti hati rapuh nankosong. bisikan syetan membahana temani dalam riak gelombang keheningan malam.
aku tak tahu apa yang terjadi padaku. yang ada hanya getar dan gemuruh seakan-akan menghancurkan setiap rasa yang mengalir dalam hati.
aku tetap tak mengerti karna yang ku tahu ini bukan cinta, yang ku rasa ini buka kasih sayang. semua pikiran berhamburan merangset masuk mengelabui semua asa dan rasa yang ada.
yang ku ingin hanya satu, yang hararap hanya membereskan sepotong episode yang belum sempat ku lukis indah dalam serpihan cerita yang ku rangkai.
apa mau mu tak pernah ku tahu, apa ingin mu aku tak pernah ku faham. kadang kau lurus, searah mata angin yang berhembus menyusuri dedaunan dan tak jarang kau dingin melebihi kutub utara yang membekukan jiwa setiapa insan.
aku tau kau menginginkan kesempurnaan, aku tau kau dambakan belaian lembut bidadari berparas jelita. seperti yang kau lukiskan dalam guratan tulisan mu.
bukan aku yang serba kekurangan, bukan aku bocah usang nanlusuh dan bukan aku yang tak pintar membuat untaian kata-kata.
tapi ku harap ini hanya sepenggal kisah yang mewarnai perjalanan hidup seorang anak manusia yang terlahir dengan kekurangan dan ketidak berdayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H