Lihat ke Halaman Asli

Tapi Kau Lalu Hilang Ditelan Kabut Pagi

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13797742481274875223

Aku tak akan lelah merinduimu, berharap bisa melihat senyum dan tatapan hangatmu di suatu pagi ketika hujan baru saja usai. Meski seperti tak mungkin, hati dan pikiranku masih tetap bersama membiarkan kenangan tentangmu menghias dalam bingkai-bingkai harap yang kujaga tulus di lubuk terdalamku. Kau adalah doa terindah yang masih tetap terlantun dalam senyapnya malam.  Impian terbesar yang kelak akan menjadi pencapaian termanis dalam sejarah hidup. Kau adalah bintang  yang selalu bersinar dalam gelap malamku, cahaya yang menyelusup masuk menerangi ruang-ruang gelap hati. Dan hangat yang menyelimuti dinginnya Aku tak akan lelah merinduimu, berharap bisa melihat senyum dan tatapan hangatmu di suatu pagi ketika hujan baru saja usai. Tapi hujan tak pernah lagi hadir di pagi hari, hanya ada kabut tipis bersama dingin yang menusuk hati. Aku melihat senyum dan tatapan hangatmu di suatu pagi ketika  hujan tak pernah hadir,  tapi kau lalu hilang ditelan kabut pagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline