Lihat ke Halaman Asli

Mengembangkan Tanaman Gamal, Solusi Bagi Para Petani Mengendalikan Gulma dan Penghasil Pupuk Ramah Lingkungan

Diperbarui: 14 Januari 2024   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tipspetaniblogspot.com

Gamal (Gliricidia sepium) adalah sejenis tanaman dari keluarga polong-polongan (Fabaceae atau Leguminosae). Biasanya ditanam sebagai pagar hidup atau pohon peneduh, tanaman ini, baik dalam bentuk pohon besar maupun pohon kecil, memegang peranan penting sebagai salah satu jenis leguminosa serbaguna, yang sejajar dengan lamtoro (Leucaena leucocephala).

Sejarah Tanaman Gamal ke Indonesia

Gamal berasal dari wilayah Amerika Tengah dan Brasil, diidentifikasi sebagai semak pelindung untuk tanaman kakao atau dikenal sebagai madre cacao. Saat penjajah Eropa mengenalkannya ke Asia, tanaman ini ditanam di India dan Srilangka sebagai pelindung teh sejak tahun 1870-an. Ke Indonesia, gamal diperkenalkan melalui perusahaan perkebunan Belanda, yang tertarik menggunakan tanaman ini sebagai pelindung di perkebunan teh di Medan pada awal abad ke-20. Namun, hingga tahun 1958, gamal hanya ditemukan di Medan.

Pada tahun tersebut, Bapak R. Soetarjo Martoatmodjo menemukan gamal dan memberikan nama tersebut, diambil dari nama cucunya dan serupa dengan nama presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser. Gamal, atau Kemal, atau jamal, memiliki arti halus. Bapak Soetarjo mengartikan gamal sebagai unta yang mampu mengatasi padang alang-alang di Indonesia. Menteri Pertanian Indonesia saat itu, Bapak Frans Seda, mengartikan gamal sebagai Ganyang Mati Alang-alang, karena tanaman ini digunakan untuk membasmi alang-alang.

Mengenal Tanaman Gamal

www.suluhtani.com

Pepagan (kulit batang) gamal

Tanaman ini, baik berupa semak atau pohon kecil, umumnya memiliki banyak cabang, ketinggian berkisar 2–15m, dan diameter batang yang besar, yaitu 15–30 cm. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan hingga putih keputih-putihan, terkadang dengan alur-alur dalam pada batang yang sudah tua. Daunnya rontok pada musim kemarau.

Daun tanaman ini berbentuk majemuk menyirip ganjil, memiliki panjang sekitar 15–30 cm; saat masih muda, daunnya dilapisi oleh rambut halus mirip beledu. Terdapat 7–17 (-25) pasang anak daun yang berhadapan atau hampir berhadapan, berbentuk jorong atau lanset, dengan ukuran 3–6 cm × 1.5–3 cm, serta ujung yang tajam dan pangkal yang bulat. Helaian anak daun tersebut gundul, tipis, berwarna hijau di bagian atas dan keputih-putihan di bagian bawahnya.

www.suluhtani.com

Karangan bunga, muncul ketika daun berguguran

Bunga dalam bentuk malai pada karangan bunga ini memiliki 25-50 kuntum, dengan panjang berkisar 5–12 cm. Kelopak bunga terdiri dari 5 bagian yang berwarna hijau terang, sementara mahkota bunga memiliki warna putih ungu, disertai dengan 10 helai benangsari berwarna putih. Bunga ini umumnya muncul pada akhir musim kemarau, ketika pohon sudah kehilangan daun. Buah polongnya mengandung 3-8 butir biji, memiliki bentuk pipih memanjang dengan ukuran 10–15 cm × 1.5–2 cm, berubah warna dari hijau kuning menjadi coklat kehitaman ketika matang, dan pecah saat kering, melepaskan bijinya hingga jarak 25 m dari pohon induknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline