Lihat ke Halaman Asli

Yesri Saefatu

Menulis saja

Puisi | Kelakuan Binatang

Diperbarui: 20 Juli 2020   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keringat dan darah petani itu mengalir membasahi tubuhnya.
Menggarap ladang dan sawahnya demi sesuap nasi dan sekunyah jagung untuk kaumnya.
Ia bukan pahlawan tapi ia adalah harapan para kaumnya untuk tetap bertahan hidup di tengah tekanan dan himpitan dari segala penjuru.
Karena ia adalah satu-satunya sosok yang mendengar suara rintihan dan tangisan ibu dan anak-anak itu.
Hari demi hari, ia tidak betah di rumahnya. Ia memilih berdiam diri di ladang dan sawahnya itu.
Burung-burung dan anjing-anjing itu mencoba mencopot hasil kebunnya yang sudah matang.
Ia terus berupaya untuk mengusir burung-burung itu dengan orang-orangan sawah.
Begitupun anjing-anjing itu, ia berusaha untuk menjerat satu persatu tetapi namanya juga binatang, "Kelakuannya tetap binatang".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline