Lihat ke Halaman Asli

Radiasi Pengion pada Tanaman: Sebuah Tinjauan Evolusi dan Dampaknya

Diperbarui: 6 November 2024   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.mdpi.com/2223-7747/12/5/1178

Radiasi pengion (IR) telah menjadi faktor lingkungan yang signifikan sepanjang sejarah evolusi kehidupan di Bumi. Meskipun tingkat IR ini relatif rendah, sumber-sumber alami dan antropogenik tetap berkontribusi pada paparan kronik pada tanaman. Tinjauan ini mengeksplorasi sumber IR, dampaknya pada tanaman, mekanisme respon molekuler, serta peran potensial IR sebagai faktor evolusi dalam konteks kolonisasi daratan dan diversifikasi tanaman. Analisis data genom menunjukkan kemungkinan perbaikan gen keluarga penipisan DNA pada tanaman darat, yang mungkin terkait dengan penurunan tingkat IR di permukaan bumi. Studi ini juga membahas keterbatasan pendekatan perlindungan radiasi saat ini dan kompleksitas efek non-target IR pada tanaman.

Perhatian utama terhadap IR seringkali terfokus pada potensi bahayanya bagi organisme kehidupan. Namun, IR juga berperan penting dalam pembentukan molekul organik, pembentukan lingkungan planet yang layak huni, dan sebagai faktor stres dan evolusi. Tinjauan ini membahas sumber IR alami dan antropogenik, dampaknya pada tanaman, serta mekanisme konservasi dan respon tanaman terhadap paparan IR. Radiosensitivitas tanaman bervariasi secara signifikan antar spesies, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah materi genetik, volume nuklir, aktivitas elemen transposabel, dan efisiensi sistem perbaikan DNA. Penting untuk dicatat bahwa dosis IR yang rendah tidak selalu menyebabkan peningkatan mortalitas, bahkan dapat memicu efek stimulatif.

  • Sumber Alami Radiasi Pengion

Sumber alami IR meliputi sinar kosmik (partikel dan elektromagnetik) dan mineral radioaktif di tanah. Sinar kosmik, terutama yang berasal dari galaksi, terdiri dari proton, partikel alfa, dan ion berat. Interaksi sinar kosmik dengan atmosfer menghasilkan radioisotop. Intensitas sinar kosmik bervariasi dengan ketinggian, dan medan magnet planet juga berperan dalam penyaringan radiasi. Ionisasi atmosfer oleh sinar kosmik diperkirakan berperan dalam pembentukan molekul organik yang relevan dengan asal usul kehidupan. Kerak bumi mengandung radionuklida primordial dan sekunder yang dihasilkan dari peluruhan radioaktif.

  • Dampak Antropogenik IR terhadap Lingkungan dan Biota Tanaman:

Aktivitas manusia, seperti industri nuklir, aplikasi medis, dan uji coba nuklir, telah meningkatkan tingkat IR di lingkungan. Kecelakaan nuklir, seperti Chernobyl dan Fukushima, telah menyebabkan paparan akut dan kronis pada biota, termasuk tanaman. Meskipun sebagian besar radiasi perlindungan terfokus pada manusia, dampak pada ekosistem dan spesies perlu mendapat perhatian lebih. Penelitian di area yang terkontaminasi memberikan wawasan berharga tentang dampak paparan kronik. Namun, keanekaragaman ekosistem dan kurangnya data yang terperinci seringkali menghambat analisis yang komprehensif.

  • Kerusakan DNA dan Mekanisme Perbaikan

Paparan IR menyebabkan kerusakan DNA, termasuk putusnya untai tunggal (SSB) dan putusnya untai ganda (DSB). Kerusakan ini dapat disebabkan oleh ionisasi langsung DNA atau secara tidak langsung melalui radiolisis udara, yang menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS). Tanaman memiliki mekanisme perbaikan DNA yang kompleks untuk mengatasi kerusakan ini, termasuk perbaikan eksisi basa (BER), perbaikan eksisi nukleotida (NER), dan rekombinasi homolog (HR). Efisiensi mekanisme perbaikan ini menentukan kelangsungan hidup tanaman setelah paparan IR.

  • Tanggapan Pertahanan Tanaman terhadap IR

Selain perbaikan DNA, tanaman memiliki mekanisme pertahanan lain untuk melawan efek merusak IR, termasuk sistem antioksidan yang menetralkan ROS. Respon tanaman terhadap IR juga bervariasi tergantung pada spesies, dosis, laju dosis, tahap perkembangan, dan faktor lingkungan lainnya. Efek non-target, seperti stimulasi pertumbuhan, juga dapat terjadi pada dosis rendah IR.

  • Efek Non-Target dan Hormesis

Efek IR non-target pada tanaman baru mulai dipahami. Efek ini dapat melibatkan sinyal seluler dan perubahan ekspresi gen yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Hormesis, yaitu respon stimulatif terhadap dosis stres rendah, juga diamati pada beberapa tanaman yang terpapar IR. Mekanisme balik efek non-target masih perlu diteliti lebih lanjut.

  • Peran Evolusi IR dalam Kolonisasi Daratan dan Diversifikasi Tanaman:

Tingkat IR yang lebih tinggi di Bumi Purba mungkin telah mendorong evolusi sistem perbaikan DNA yang efisien. Analisis data genom menunjukkan kemungkinan penipisan gen famili perbaikan DNA pada tanaman darat dibandingkan dengan nenek moyang mereka, yang mungkin terkait dengan penurunan tingkat IR di permukaan bumi. Studi ini menunjukkan bahwa trade-off antara proses metabolisme dan mekanisme perlindungan yang mahal secara energetik mungkin telah mempengaruhi laju evolusi dan kolonisasi daratan.

Kesimpulan

Pengion radiasi telah menjadi faktor lingkungan yang signifikan sepanjang sejarah evolusi kehidupan di Bumi. Memahami sumber, dampak, dan mekanisme respons tanaman terhadap IR sangat penting untuk melindungi keanekaragaman hayati dan memastikan ketahanan pangan di era perubahan iklim dan teknologi nuklir yang berkembang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap kompleksitas efek non-target IR dan peran evolusi IR dalam membentuk kehidupan di Bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline