Lihat ke Halaman Asli

Sel Surya, Mengubah Cahaya Matahari Menjadi Energi Listrik

Diperbarui: 22 September 2024   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sel surya, juga dikenal sebagai sel fotovoltaik, merupakan perangkat yang mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik melalui efek fotovoltaik. Teknologi ini menjadi semakin penting dalam upaya global untuk mengadopsi sumber energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Material Sel Surya

Bahan utama dalam pembuatan sel surya adalah silikon, yang merupakan elemen semi-konduktor. Terdapat tiga jenis utama sel surya berbasis silikon:

  • Monokristalin: Terbuat dari kristal silikon tunggal, sel ini memiliki efisiensi tinggi (15-22%) tetapi lebih mahal.
  • Polikristalin: Terdiri dari beberapa kristal silikon, sel ini memiliki efisiensi sedang (13-17%) dengan biaya lebih rendah.
  • Amorf: Menggunakan lapisan tipis silikon non-kristalin, sel ini paling murah namun memiliki efisiensi terendah (6-12%).

Selain silikon, penelitian terkini juga mengembangkan material alternatif seperti sel surya berbasis perovskit, sel surya organik, dan sel surya kuantum dot. Material-material ini menjanjikan efisiensi yang lebih tinggi dan biaya produksi yang lebih rendah.

Proses Konversi Energi

Konversi energi matahari menjadi listrik dalam sel surya melibatkan beberapa tahap:

  • Absorpsi foton: Ketika foton dari cahaya matahari mengenai sel surya, elektron dalam material semi-konduktor menyerap energi dan tereksitasi.
  • Pembentukan pasangan elektron-hole: Elektron yang tereksitasi meninggalkan posisinya, menciptakan "hole" bermuatan positif.
  • Pemisahan muatan: Elektron dan hole bergerak ke arah yang berlawanan karena medan listrik internal sel surya.
  • Pengumpulan muatan: Elektron mengalir melalui sirkuit eksternal, menghasilkan arus listrik.

Efisiensi dan Tantangan

Efisiensi sel surya terus meningkat seiring perkembangan teknologi. Namun, masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti:

  • Keterbatasan teoritis (Batas Shockley-Queisser) yang membatasi efisiensi maksimum sel surya silikon pada sekitar 33%.
  • Degradasi material seiring waktu, yang mengurangi kinerja sel surya.
  • Biaya produksi yang masih relatif tinggi untuk beberapa jenis sel surya.
  • Ketergantungan pada kondisi cuaca dan siklus siang-malam.

Masa Depan Teknologi Sel Surya

Penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya, dan memperpanjang umur sel surya. Inovasi seperti sel surya multi-junction, pemanfaatan nanotek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline