Lihat ke Halaman Asli

Energi Matahari: Sumber Daya Alam yang Menjanjikan

Diperbarui: 8 September 2024   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Energi matahari, sebagai sumber daya terbarukan yang melimpah, menarik perhatian global dalam upaya transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan. Artikel ini mengkaji asal usul energi matahari dan potensinya sebagai solusi energi masa depan.

Asal Usul Energi Matahari

Matahari, bintang terdekat dengan Bumi, terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu dari awan molekular yang runtuh. Di inti matahari, suhu mencapai 15 juta Kelvin dan tekanan 265 miliar atmosfer, menciptakan kondisi ekstrem yang memungkinkan terjadinya fusi nuklir. Proses ini, dikenal sebagai rantai proton-proton, mengubah hidrogen menjadi helium, melepaskan energi dalam jumlah besar.

Setiap detik, matahari mengonversi sekitar 600 juta ton hidrogen menjadi 596 ton helium. Selisih massa 4 juta ton diubah menjadi energi sesuai persamaan Einstein E=mc. Energi ini merambat dari inti melalui zona radiasi dan konveksi, membutuhkan waktu hingga 170.000 tahun sebelum mencapai fotosfer dan dipancarkan sebagai radiasi elektromagnetik.

Pemanfaatan Energi Matahari

Teknologi surya modern memanfaatkan radiasi matahari melalui dua pendekatan utama:

  • Fotovoltaik (PV): Mengkonversi cahaya langsung menjadi listrik menggunakan efek fotolistrik.
  • Concentrated Solar Power (CSP): Mengonsentrasikan radiasi matahari untuk menghasilkan panas, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin listrik.

Kemajuan dalam teknologi PV telah meningkatkan efisiensi sel surya dari 6% pada 1954 menjadi lebih dari 25% pada sel silikon kristal tunggal terkini. Penurunan biaya produksi yang signifikan telah mendorong adopsi energi surya secara global, dengan kapasitas terpasang mencapai 580 GW pada akhir 2019.

Tantangan dan Prospek

Meskipun menjanjikan, energi surya menghadapi tantangan seperti intermittency dan kebutuhan penyimpanan energi. Penelitian terkini fokus pada pengembangan baterai efisien dan integrasi dengan jaringan cerdas untuk mengatasi masalah ini. Inovasi dalam material sel surya, seperti perovskite dan sel multi-junction, berpotensi meningkatkan efisiensi konversi lebih lanjut.

Energi matahari, yang berasal dari reaksi fusi nuklir di inti matahari, menawarkan sumber daya bersih dan terbarukan yang sangat berperan krusial dalam transisi energi global. Dengan perkembangan teknologi yang pesat dan penurunan biaya, energi surya diproyeksikan menjadi komponen utama dalam bauran energi masa depan, berkontribusi signifikan terhadap mitigasi perubahan iklim dan keamanan energi global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline