Gagal jantung merupakan kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah, sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Atau dengan kata lain pemacu jantung kita mengalami suatu masalah sehingga berhenti bekerja. Gagal jantung merupakan salah satu penyakit yang cukup ditakuti, karena mengingat peran jantung yang merupakan salah satu organ vital pada tubuh manusia, berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung juga beperan dalam sistem sirkulasi dan peredaran darah pada manusia.
Dalam organ jantung terdapat dua jenis sel khusus yang berperan penting dalam aktivitas kontraksi otot jantung. Sel otoritmik merupakan sel yang memiliki jumlah sedikit namun penting dalam proses kontraksi otot jantung untuk menunjang mengedarkan darah. Kemudian, terdapat pula sel kontraktil yang mendominasi jumlah sel otot jantung sekitar 99%. Sel ini bertugas memompa darah secara mekanis. Jadi dapat kita lihat, sel otoritmik disini merupakan pemacu untuk "menggerakkan" sel kontraktil sehingga dapat bekerja memompa darah dengan maksimal.
Pada dasarnya, kita mengetahui 4 pemacu jantung (Pacemaker) di dalam tubuh kita. Nodus sinoatrialis (nodus SA) merupakan pacemaker yang normal dengan denyut nadi 70-80 denyut per menit. Saat nodus SA ini tidak dapat berfungsi, maka akan ada pemacu jantung berikutnya yakni nodus atrioventrikel (nodus AV). Pemacu kali ini, terletak di dasar atrium dexter dekat septum, tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel. Pemacu ini hanya menghasilkan 40-60 denyut per menit. Sedangkan untuk pemacu jantung cadangan ketiga yakni Berkas His (berkas atrioventrikel), menghasilkan denyut 20-40 denyut per menit. Namun, keunikan berkas his ini terpecah menjadi dua arah. Arah pertama ke ventrikel kiri dan arah kedua ke ventrikel kanan. Sama halnya dengan serat purkinje, dimana serat ini seperti ranting dan tentunya merupakan cadangan terakhir sebagai pemacu jantung yang kita miliki saat ini.
Gagal jantung itu sendiri terbagi atas 4 jenis dasar, yakni gagal jantung sebelah kiri, gagal jantung sebelah kanan, gagal jantung sistolik, dan gagal jantung diastolik. Gagal jantung sebelah kiri merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga tubuh kekurangan darah yang mengandung oksigen. Gagal jantung sebelah kanan merupakan kerusakan pada ventrikel kanan, sehingga mengakibatkan proses pengambilan darah kaya oksigen dari paru-paru terganggu. Kemudian, gagal jantung sislotik merupakan kegagalan otot jantung dalam berkontraksi, sehingga proses penyaluran darah kaya oksigen juga terganggu. Sedangkan, untuk gagal jantung diastolik merupakan proses adanya kekakuan pada otot jantung dan organ.
Lalu, apakah pemacu jantung yang ada dalam tubuh kita dapat mengakibatkan gagal jantung? Sebenarnya, tidak bisa diprediksi dengan tepat. Sebab, suatu penyakit memiliki penyebab yang beragam dan tidak menentu fokus pada satu hal saja. Pada kasus yang kita bahas kali ini, penulis akan menunjang lebih dalam apakah gagal jantung disebabkan oleh pemacu jantung (pacemaker) yang kita punya.
Pertama,mengenai penyebab gagal jantung. Berdasarkan fakta yang ada, salah satu penyebab terjadinya gagal jantung yakni terdapat gangguan ritme pada jantung. Pada situasi ini, ritme jantung yang lambat akan mengurangi pasokan darah dan oksigen yang mengalir ke seluruh tubuh. Kondisi ini, jika dibiarkan terlalu lama akan mengakibatkan terjadinya penyakit gagal jantung. Perlu kita ketahui juga, ritme jantung berdenyut berkaitan dengan pemacu jantung kita (pacemaker). Ketika pemacu jantung kita sedang dalam masalah, maka ritme jantung akan terganggu pula.
Kedua,mengenai kecepatan denyut. Hal ini menjadi penting sebab di alasan pertama, kita mengetahui ritme jantung yang stabil sangat diperlukan untuk kesehatan jantung kita. Nodus SA dapat memberi denyut 70-80 kali denyut per menit. Namun, saat nodus SA tidak berfungsi, maka akan dialihkan ke nodus AV, yang memiliki denyut hanya 40-60 kali per menit. Hal ini dapat digaris bawahi bahwa, jarak denyut per menit antara nodus SA dengan nodus AV cukup berbeda drastis. Maka, tidak menutup kemungkinan, ketika nodus SA sudah tidak berfungsi secara optimal, tubuh akan lebih rentan terkena gagal jantung, walaupun sudah ditopang oleh nodus AV sebagai penggantinya.
Ketiga,mengenai kinerja cadangan yang kurang maksimal. Pada prinsipnya masih berkaitan dengan alasan pertama bahwa ritme jantung menjadi salah satu penyebab gagal jantung. Kita bisa memakai analogi sebagai berikut. Tubuh kita adalah sebuah bangunan. Tentu, bangunan memerlukan listrik sebagai kebutuhan dasar. Listrik itulah jantung kita. Dia yang memberi asupan bagi kita, energi bagi kita, dan tenaga untuk melakukan aktivitas. Listrik juga sama. Sebagai power supplyyang bertenaga besar dan berguna untuk alat elektronik, listrik menjadi penting dalam sebuah bangunan tersebut. Anggaplah pembangkit listrik terbesar yakni PLN, dapat memenuhi seluruh kebutuhan elektronik yang diperlukan. PLN inilah yang kita analogikan sebagai nodus SA. Berkualitas dan optimal untuk memacu dengan denyut yang cukup cepat.
Berbeda kondisi ketika listrik mati. Maka, kita akan langsung beralih ke pembangkit listrik cadangan misal generator listrik. Namun, generator tidak memiliki daya listrik sebesar pembangkit listrik utama. Sehingga, aktivitas yang membutuhkan listrik pada gedung tersebut terganggu. Sama halnya dengan nodus AV, berkas his, dan serat purkinje yang menjadi pemacu jantung cadangan. Mereka tidak akan memiliki tenaga yang sama seperti nodus SA, sehingga denyut nadi yang dihasilkan jauh dibawah normal dan mengganggu aktivitas yang membutuhkan darah dan oksigen. Ujungnya akan berakibat pada penyakit gagal jantung.
Keempat,mengenai satu siklus pacemaker. Keempat pemacu jantung yang kita miliki seuruhnya mengalami kesinambungan satu dengan yang lain membentuk suatu siklus. Maka dapat disimpulkan, bila ada satu masalah saja yang terjadi pada satu pemacu jantung kita, maka hal ini akan menjadi masalah besar. Dalam artian siklus pacemaker telah rusak dan tidak dapat bekerja optimal lagi untuk pacemaker sisanya. Kemungkinan terserang penyakit gagal jantung juga akan meningkat seiring banyaknya kerusakan pada pemacu jantung.
Pada tahun 1899, JA McWilliam dalam British Medical Journal mengungkapkan penerapan impuls listrik ke jantung manusia dalam detak jantung menyebabkan kontraksi ventrikel dan bahwa irama jantung 60-70 denyut per menit dapat ditimbulkan oleh impuls. Intinya, saat ini sudah ada alat pacu jantung yang ditemukan oleh Wilson Greatbatch. Alat pacu ini bersedia menjadi cadangan terakhir saat kondisi jantung tidak dapat memompa darah kembali. Alat pacu berguna untuk mengejutkan dalam artian memberi impuls listrik kepada pasien agar pacemaker dapat bekerja normal kembali. Namun, tidak lepas dari penyakit gagal jantung, maka kita tidak akan lepas juga dari penyebab lain terjadinya gagal jantung. Hipertensi menjadi penyebab juga terjadi penyakit ini. Jika kita kaitkan dengan pemacu jantung kita, justru ketika tubuh mengalami hipertensi, pemacu akan bekerja extra. Namun, ini akan membawa dampak negatif yakni ketika hipertensi, tubuh dipicu untuk mengedarkan darah dengan cepat, otot jantung akan menyesuaikan menjadi tebal. Penebalan tidak akan berujung baik bahkan menjadi terkena gagal jantung.