Lihat ke Halaman Asli

Piala Dunia dan Nasionalisme Asia

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Piala Dunia tinggal menyisakan beberapa pertandingan lagi sebelum mencapai puncaknya pada tanggal 12 Juli 2010 nanti. Sebelumnya saat even ini berjalan tidak lama setelah di mulai banyak sekali kejutan-kejutan yang terjadi yang mewarnai even sepak bola dunia 4 tahunan ini. Beberapa di antaranya adalah tumbangnya dua tim finalis Piala Dunia 2006 di Jerman yakni Italia dan Perancis di fase grup, tersingkirnya tuan rumah Afrika Selatan yang di gadang-gadang punya prestasi hebat, kekalahan memalukan Inggris atas Jerman 1-4,  serta lolosnya 2 tim Asia yakni Korea Selatan dan Jepang di 16 besar. Untuk kasus yang terakhir ini memang perlu sekali di cermati dan menarik di perbincangkan sebab ternyata kedua tim Asia timur ini mampu bermain cukup bagus dan impresif dalam Piala Dunia kali ini sehingga lolos mewakili grup masing-masing bersama dengan raksasa-raksasa dunia lainnya yang berada satu grup dengan mereka seperti Belanda dan Argentina.

Dalam perjalanan Piala Dunia kali ini terdapat beberapa fenomena yang menarik terkait dengan lolosnya dua tim Asia tersebut ke babak 16 besar. Yang pertama yakni ketika timnas Samurai Blue atau Jepang mengalahkan Kamerun 1-0 di pertandingan pertama serta menggilas Denmark 3-1 di pertandingan terakhir, sementara itu pendekar Taeguk atau Korea Selatan mengalahkan juara Eropa 2004 Yunani 2-0 di laga awal serta menahan imbang salah satu negara kuat Afrika yakni Nigeria 2-2. Benar-benar menarik memang tapi itulah realita yang memang terjadi di Piala Dunia kali ini yang penuh dengan kejutan-kejutan hingga sangat bertolak belakang dengan prediksi dan analisis beberapa pengamat sepak bola dunia sebelumnya.

Salah satu pesona kesuksesan yang di raih oleh kedua tim Asia tersebut benar-benar terasa oleh saya, pencitraan terhadap kedua tim tersebut benar-benar membaik, bagaimana tidak semenjak trend positif permainan Jepang dan Korsel di Piala Dunia kali ini, banyak sekali masyarakat (di sekitar saya) ketika nonton bareng benar-benar sangat antusias jika kedua tim tersebut bermain. Mereka seolah-olah menjagokan kedua tim tersebut ketika kedua tim Asia tersebut berlaga, walaupun mereka sebelumnya sudah memiliki tim unggulan masing-masing, akan tetapi di sinilah point of interest yang perlu di diskusikan, pernah ketika di tanyakan mengapa anda menjagokan Korsel atau Jepang? mayoritas jawaban mereka cukup bagus, yakni karena Korsel atau Jepang adalah wakil serta kebanggaan dari benua Asia, jadi sangat perlu untuk kita support. Jawaban-jawaban seperti ini yang sepertinya menggugah hati saya kalau ternyata nasionalisme kebangsaan sebagai sesama bangsa Asia (asian nationalism) bisa di bangkitkan dan bahkan benar-benar terasa sekali ketika even Piala Dunia kali ini, padahal jika di runut dengan teliti bahwa tidak ada sama sekali orang-orang di sekitar saya tersebut (yang nonton bareng) memilki darah Korea ataupun Jepang, akan tetapi persamaan hubungan psikologis atau ikatan batin sebagai orang Asia benar-benar terasa dan ada, (saya pada saat itu jadi teringat pada pelajaran sejarah ketika membahas masa era perang dunia saat Jepang menjajah Asia dengan membawa slogan dan misi 3A, dimana pada masa itu jepang sangat memprioritaskan konsep kolonialisme dengan metode persamaan bangsa (nasionalisme) demi meraih simpati orang-orang Asia guna melawan bangsa barat). Dan ternyata semangat-semangat nasionalisme yang ada di dalam Piala Dunia kali ini yang membuat edisi Piala Dunia 2010 Afrika Selatan benar-benar semakin menarik (menurut saya). Namun satu yang penting, tidak perlu di pungkiri lagi bahwa analisa saya terhadap jawaban-jawaban seperti itu mungkin akan hilang pada saat pertandingan kemarin ketika kedua tim Asia tersebut berlaga melawan tim-tim unggulan seperti Argentina dan Belanda, dalam pertandingan itu orang-orang pasti lebih menjagokan Argentina dan Belanda,  walaupun saya yakin tidak semuanya. Namun setelah pada saat ini tim-tim Asia kalah pada babak 16 besar dan tidak tersisa satu wakil pun akankah rasa semangat kebangsaan sebagai satu kesatuan yang bernama Asian Nationalism akan luntur lagi?  hingga kemudian kita menunggu 4 tahun sampai even Piala Dunia yang berikutnya berlangsung baru akan muncul? jawabannya satu belum tentu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline