Lihat ke Halaman Asli

Bang jimmy 97

Marketing

Ingin Menjadi Detektif? Pastikan 3 Hal Ini Ada pada Dirimu

Diperbarui: 10 Januari 2020   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Detektif, kata yang sering terdengar pada telinga seseorang tatkala ingin memecahkan masalah yang tengah dihadapi. Detektif terkenal dengan tugasnya yang mengembani dunia konflik, kriminal, atau bahkan drama percintaan. Bahkan, detektif seakan menjadi makanan pokok masyarakat pecinta logika yang mungkin tidak pernah mendengar lagu Agnes Monica.

Detektif  merupakan pekerjaan yang paling dibutuhkan dan diminati oleh sebagian masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari kebutuhan investigasi atas beberapa pembunuhan, perampokan, pencurian, perselingkuhan, bahkan perjombloan. Yup, dunia perjombloan juga membutuhkan seorang detektif pribadi yang dapat menelusuri bagaimanakah cara mendapatkan si dia (gebetan).

Menjadi detektif memang menggiurkan, apalagi jika anda termasuk ke dalam anggota detektif profesional di badan intelijen seperti FBI dan CIA. Selain itu, bayaran yang dihasilkan cukup wow dan disesuaikan dengan skala resiko yang akan di alami. Benefit lainnya yaitu seseorang juga dapat membantu masyarakat atau bahkan diri sendiri berkat kemampuan detektif yang dimilikinya.

Namun, untuk menjadi seorang detektif terbukti bukanlah sesuatu yang mudah. Seorang detektif harus memiliki hal-hal penting yang harus tertanam pada dirinya. Hal-hal penting tersebut adalah:

Memiliki Kemampuan Berlogika yang Tinggi

Kemampuan berlogika yang tinggi adalah kemampuan khusus yang harus dimiliki oleh seorang detektif. Hal ini disebabkan oleh tugas detektif yang menginvestigasikan sesuatu yang buram, atau bahkan sama sekali tidak tampak seperti pepatah "mencari jarum pada tumpukan jerami". Maka, untuk memecahkan kasus tersebut logika harus mencari alternatif apa saja yang dapat mendukung permasalahan tersebut.

Contoh logika yang harus dimiliki seorang detektif adalah dengan tidak melewatkan sedikitpun goresan kecil pada korban pembunuhan. Jam restoran yang sedang beroperasi pada tengah 3 pagi di saat restoran tersebut memiliki jam operasional pukul 8 pagi hingga 5 sore. 

Atau, salah seorang teman korban yang tak sengaja menandai seseorang pada sebuah foto tepat semalam setelah pembunuhan terjadi dimana kematian belum terpublikasi. Semua hal harus benar-benar dikaitkan dengan logika.

Pantang Menyerah

Seorang detektif dikenal dengan sifatnya yang pantang menyerah. Hal ini disebabkan karena kasus-kasus yang dimiliki oleh seorang detektif adalah kasus-kasus sulit yang cukup menguras otak, waktu, dan tenaga. Bayangkan saja jika seorang detektif harus dihadirkan dengan kasus penculikan anak 3 tahun lalu yang mungkin clue-nya sudah sangat lawas untuk diikuti dan memiliki kemungkinan terendah untuk pemecahan masalah tersebut, apakah langsung menyerah?

Berani Ambil Resiko dan Pintar Menyamar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline