Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Pelayanan Pastoral terhadap Pertumbuhan Iman Katolik

Diperbarui: 22 Januari 2022   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Pengantar

Dalam tulisan ini penulis menaruh perhatian pada pengaruh pelayanan pastoral terhadap pertumbuhan iman Katolik. Ulasan ini bersifat memberikan tanggapan. Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini bersumber pada pembacaan kritis dan beberapa sumber lain. Penulis sampai pada satu temuan bahwa tugas seorang gembala Gereja harus memberikan pelayanan pastoral secara menyeluruh kepada umat. Karena pertumbuhan iman Katolik itu tergantung pada pelayanan pastoral. Kita tahu bahwa arah dan tujuan teologi pastoral sejatinya adalah melayani umat Allah. Menurut hemat penulis, iman umat akan bertumbuh dan berkembang bila Gereja menjalankan arah dan tujuan teologi pastor sesuai kebutuhan umat di lapang.

Dewasa ini banyak umat Katolik mengalami krisis iman. Krisis ini terjadi karena Gereja kurang memberikan pelayanan pastoral secara menyeluruh kepada kehidupan umat. Kita tahu bahwa arah dan tujuan teologi pastoral adalah untuk memperhatikan seluruh kehidupan jemaat dalam arti yang luas dan meliputi segala bidang kehidupan, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun persekutuan. Namun dalam realita terkadang Gereja kurang memberikan perhatian secara universal terhadap pertumbuhan iman umat. Banyak umat Kristiani meniggalkan Gereja karena mereka tidak mengalami kasih dan kehadiran Allah dalam diri mereka.

2. Pembahasan

2.1. Tugas Palayanan Pastoral Terhadap Pertumbuhan Iman Umat

Tugas seorang pemimpin Gereja memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan kedewasaan rohani jemaat. Upaya dalam mewujudkan, tidak dapat dilakukan hanya fokus pada pelayanan khotbah dalam ibadah saja, melainkan perlu hubungan kedekatan yang dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan pastoral.[1] Dari pernyataan ini hendak mengingatkan kita bahwa tugas seorang pemimpin Gereja bukan hanya memimpin misa di gereja tetapi perlu mengadakan kunjugan pastoral secara menyeluruh kepada umat. Misalnya mengadakan kunjungan pastoral di lingkungan atau stasi. Tujuannya adalah supaya menumbuhkan iman umat dan ada kedekatan antara pemimpin Gereja dengan umat. Kunjungan ini akan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan iman Katolik. Harianto GP mengatakan bahwa teologi pastoral adalah sama dengan teologi penggembalaan. Teologi pastoral merupakan cabang teologi yang berfokus pada operasi dan yang diawali dengan pertanyaan-pertanyaan dan diakhiri dengan jawaban-jawaban teologis. Dengan demikian pastoral adalah ilmu teologi yang menguatkan posisinya sebagai teologi pastoral.[2]. Harianto GP ingin memberikan satu pemahaman bahwa teologi pastoral adalah teologi yang berbicara tentang penggembalaan. Arah dan tujuan teologi pastoral sangat jelas yakni menggembalakan umat. 

 

Bila kita mencermati gagasan Harianti Gp ini dengan baik, sebenarnya ia mau mengatakan bahwa arah dan tujuan teologi pastoral adalah untuk memperhatikan kehidupan iman umat Kristiani secara menyeluruh.  Mengapa demikian? Karena arah dan tujuan teologi pastoral sejatinya adalah melayani umat dan memberikan perhatian secara menyeluruh terhadap kebutuhan rohani iman umat. Hal senada dikatakan oleh Abineno bahwa sejak zaman reformasi protestan, istilah pastoral dipakai dalam dua pengertian. Pertama pastoral adalah kata sifat dari “pastor” karena melaksanakan penggembalaan. Istilah pastor dalam konteks ini berarti sama dengan penggembalaan itu sendiri. Kedua, pastoral sebagai studi tentang penggembalaan itu sendiri[3]. Teologi pastoral biasa disebut juga “poimenik”. Pengertian ini yang berarti ilmu tetang gembala tidak begitu dikenal dalam Gereja-gereja kita di Indonesia. Dan teologi praktika adalah teologi yang berkata-kata tentang pelayanan Gereja di berbagai-bagai bidang[4].  

 

Kemudian hal ini ditegaskan lagi oleh Tulus Tu’u bahwa istilah pastoral dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai gembala. Karena itu, pelayanan ini kerap disebut dengan penggembalaan. Tetapi belakangan ini, istilah yang banyak dipakai adalah pastoral bukan penggembalaan, meski pengertiannya tidak berbeda. Lalu apakah pastoral itu? Pastoral adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari dan mengunjungi anggota jemaat satu-persatu terutama yang sedang bergumul dengan persoalan-persoalan yang menghimpitnya[5]. Pernyataan ini hendak menegaskan tugas pelayanan pastoral terhadap umat itu harus dijalankan sesuai arah dan tujuan teologi pastoral. Arah dan tujuan teologi pastoral sangat jelas yakni memberikan pelayanan secara menyeluruh terhadap proses pertumbuhan iman Kristiani. Pelayanan yang dimaksudkan di sini adalah memberikan peneguhan dan kesadaran kepada umat agar iman umat bertumbuh dan berkembang. Tugas seorang gembala sejatinya adalah memberikan pelayanan kepada umat. 

2.2. Peran Pelayanan Pastoral Terhadap Iman Umat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline