Lihat ke Halaman Asli

Yenny Destiaz

Mahasiswa

2. Determinan (Faktor Yang Mempengaruhi) Perkembangan Sosial Emosional

Diperbarui: 21 Januari 2025   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan sosial emosional anak adalah proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk faktor biologis, lingkungan, interaksi sosial, dan budaya. Memahami determinan ini sangat penting untuk mendukung perkembangan yang sehat dan positif pada anak.

1. Faktor Biologis

Faktor biologis mencakup aspek genetik dan perkembangan fisik yang mempengaruhi perilaku dan emosi anak. Genetika memainkan peran penting dalam menentukan temperamen anak, yang merupakan karakteristik bawaan yang mempengaruhi cara anak bereaksi terhadap situasi sosial. Misalnya, anak yang memiliki temperamen yang lebih tenang mungkin lebih mudah beradaptasi dalam situasi sosial dibandingkan dengan anak yang lebih mudah marah atau cemas.

Selain itu, perkembangan otak juga berkontribusi pada kemampuan sosial dan emosional. Penelitian menunjukkan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab untuk pengaturan emosi dan interaksi sosial, seperti amigdala dan korteks prefrontal, terus berkembang selama masa kanak-kanak. Kesehatan fisik, termasuk nutrisi yang baik dan tidur yang cukup, juga berperan dalam perkembangan otak dan, pada gilirannya, mempengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi secara sosial dan mengelola emosi.

2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga adalah salah satu faktor paling signifikan dalam perkembangan sosial emosional anak. Keluarga yang memberikan dukungan emosional, kasih sayang, dan perhatian cenderung menghasilkan anak-anak yang lebih mampu mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain. Pola asuh yang positif, seperti pengasuhan yang responsif dan konsisten, membantu anak merasa aman dan dihargai, yang penting untuk perkembangan emosional yang sehat.

Sebaliknya, lingkungan keluarga yang penuh konflik, kekerasan, atau pengabaian dapat mengganggu perkembangan sosial emosional anak. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan mengelola emosi mereka. Mereka mungkin juga lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental di kemudian hari.

3. Interaksi Sosial

Interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di luar keluarga juga sangat mempengaruhi perkembangan sosial emosional. Melalui interaksi ini, anak belajar keterampilan sosial, seperti berbagi, berkomunikasi, dan menyelesaikan konflik. Permainan dan aktivitas kelompok memberikan kesempatan bagi anak untuk berlatih keterampilan ini dalam konteks yang aman dan mendukung.

Anak-anak yang memiliki hubungan positif dengan teman sebaya cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan kemampuan untuk berempati. Sebaliknya, anak-anak yang mengalami bullying atau isolasi sosial mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial dan dapat mengalami masalah emosional, seperti kecemasan dan depresi.

4. Pengaruh Budaya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline