Palestina merupakan negara yang sampai saat ini masih memiliki hubungan yang buruk dengan Israel. Kedua negara tersebut masih belum menemukan titik temu untuk berdamai terkait dengan isu yang terjadi di antara kedua negara tersebut. Palestina yang notabene-nya merupakan negara yang mayoritas berpenduduk muslim mendapatkan dukungan dari negara-negara mayoritas muslim pula. Banyak negara mendukung dan memberikan semangat kepada palestina terhadap isu yang tidak kunjung selesai di wilayahnya dengan alasan menjunjung tinggi hak asasi manusia, yang memang HAM merupakan hak yang tidak pernah lepas dari setiap individu. Hal tersebutlah yang membuat negara-negara yang mayoritas islam memberikan dukungan dan semangat secara penuh kepada palestina. negara yang memberikan semangat serta dukungan terhadap palestina salah satunya yaitu Rusia. Rusia merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan secara terang-terangan kepada palestina, sebenarnya kedua negara tersebut tidak memiliki kepentingan maupun kesamaan entitas. Dukungan yang diberikan kepada palestina dengan besar terlihat pasca kepemimpinan Vladimir putin sejak tahun 2012 lalu.
Pada tahun 1922, Uni soviet yang merupakan hubungan Rusia yang pada saat itu masih menyandang nama Uni soviet mulai melakukan kebijakan yang berupa memberikan kebijakan terhadap Arab-Palestina. masalah yang tengah dihadapi oleh palestina yaitu masalah penindasan kaum yahudi Borjuis yang dilakukkan oleh Israel. Kemudian selain bentuk superpower dari Rusia, PBB juga mulai melihat dan mulai mengeluarkan rencana pembagian kawasan antara wilayah keduannya. Pembagian tersebut berupa sebagian wilayah akan di berikan kepada Israel untuk mendirikan negaranyadan sebagian lagi akan di serahkan kepada masyarakat palestina yang sebelumnya telah bermukim dikawasan tersebut.
Namun, palestina tidak menyetujui atas rencana yang dibuat oleh PBB dan msih bersihkeras mempertahankan wilayah sebagai milik mereka. Sedangkan Israel yang akhirnya tetap didirikan sebagai negara dan disetujui oleh negara yang lain juga pada saat itu. Uni Eropa pada saat itu bersikap pragmatis Palestina. sebenarnya pada saat itu, Uni Eropa masih belum sepenuhnya mendukung palestina karena Uni Eropa tidak menyukai (PLO) atau yang dikenal dengan Organisasi Pembebasan Palestina, terutama dengan pimpinan PLO sendiri yang pada saat itu juga sedang menjabat yaitu, Yasser Arafat. Meskipun belum mendapatkan dukungan secara penuh dari Uni Eropa tetapi, setelah melakukan kunjungan pertama di Moskow pada tahun 1968 hubungan antara keduanya mulai memiliki perubahan yang lebih baik. Sehingga lama kelamaan dari kedekatan itu Uni Eropa mulai memberikan kepercayaan terhadap Yasser Arafat. Rusia dan palestina mulai semakin dekat, dari kedua negara tersebut saling memberikan dukungan seperti Uni Eropayang memberikan dukungan dan bantuan terhadap palestina pada tahun 200, Uni Eropa memberikan bantuan sebesar 400-700 juta dollar AS. Sedangkan rusia memberikan dukungan politik yang diberikan secara langsung oleh Yasser Arafat. Bentuk dukungan dari palestina ternhadap Rusia memang bukan berbentuk uang namun, dukungan yang diberikan tersebut menurut Versiya adalah dukungan yang tidak Bernilai harganya.
Pada tahun 2012 dibawah pimpinan Vladimir Putin, Rusia memberikan suara dan dukungan besar terhadap Palestina. Rusia memberikan bentuk dukungan melalui media di jaringan internasiona. Rusia yang merupakan dewan PBB berusaha membuat palestina mendapatkan keanggotaan PBB. Pada konflik yang tengah dihadapi oleh palestina, rusia merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan yang kuat kepada palestina. hal itu juga didasari karena perjuangan untuk palestina adalah hal yang adil untuk dilakukan dan rakyat palestina juga berhak untuk menentukan nasib mereka sendiri dan juga berhak untuk mendirikan negara mereka sendiri seperti yang dikatakan bahwa setiap negara, orang berhak mendapatkan HAM seadil-adilnya.
Rusia memberikan kepercayaan kepada palestina dengan mengatakan bahwa merka adalah negara yang besar, negara yang siap mendukung palestina dengan tujuan untuk memanusiakan manusia sehingga dari bantuan dandukungan rusia, palestina juga memberikan timbal balik untuk mendukung palestina dan mulai membentuk kerjasama sebagai negara yang sudah ditahap saling percaya. Oleh sebab itu, kedua negara tersebut menyandang dua negara yang saling memberi timbal balik dan memiliki hubungan yang erat. Dalam hbungan kerjasama antara kedua negara tersebut, mereka mencoba membangun kerjasama ekonomi dan dagang. Tujuan rusia juga ingin membuat negara-negara lain percaya bahwa negara Rusia buanlah negara yangseperti dulu sehingga aman untuk melakukan kerjasama, hal itu juga yang membuat Rusia membantu dan mendukung secara terang-terangan pihak Palestina supaya negara lain melihat dan memberikan bantuan doktrin mengenai politik Rusia. Vladimir Putin yangmerupakan presiden negara Rusia memberikan Soft power untuk menarik perhatian negara-negara di dunia. Jadi, bentuk Dukungan yang di berikan olh Rusia kepada palestina tidak lain dan tidak bukan juga memiliki tujuan tertentu yaitu, ingin menarik perhatian dan kepercayaan negara-negara lain supaya dapat memnjalin kerjasama dengan Rusia terlepas dari dulunya sebagai penyandang nama Uni Soviet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H