Lihat ke Halaman Asli

Risiko Tingkat Pengembalian dalam Investasi

Diperbarui: 4 Juli 2024   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Memahami Risiko Tingkat Pengembalian dalam Investasi

Dalam dunia investasi, konsep risiko dan pengembalian adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Setiap investasi melibatkan sejumlah risiko, baik besar maupun kecil, yang harus dipertimbangkan oleh investor sebelum menanamkan modal mereka. 

Salah satu aspek kritis yang sering kali menimbulkan kekhawatiran adalah risiko tingkat pengembalian. Artikel ini akan membantu memperjelas apa itu risiko tingkat pengembalian, faktor apa saja yang memengaruhinya, dan bagaimana investor dapat mengelola risiko tersebut secara efektif.

Apa Itu Risiko Tingkat Pengembalian?

Risiko tingkat pengembalian merupakan ketidakpastian yang timbul terkait dengan besaran keuntungan atau kerugian yang dapat diperoleh dari sebuah investasi. Tidak ada jaminan bahwa investasi akan menghasilkan pengembalian yang diharapkan, dan inilah yang dikenal sebagai risiko. Setiap jenis investasi, mulai dari saham, obligasi, hingga properti, memiliki risiko pengembalian yang berbeda-beda.

Jenis-Jenis Risiko Tingkat Pengembalian

Risiko Pasar: Ini adalah jenis risiko yang paling umum, yang berkaitan dengan fluktuasi pasar secara keseluruhan. Contohnya, jika pasar saham mengalami penurunan secara signifikan, hampir semua saham akan terdampak, tak peduli seberapa fundamental perusahaan tersebut kuat.

Risiko Kredit: Terutama relevant dalam investasi obligasi, risiko kredit mengacu pada kemungkinan bahwa penerbit obligasi akan gagal memenuhi kewajibannya untuk membayar bunga dan pokok pada waktunya.

Risiko Likuiditas: Risiko ini muncul ketika investor kesulitan mencairkan investasi mereka tanpa kehilangan nilai signifikan. Instrumen investasi yang kas-nya sulit dicairkan seringkali menimbulkan risiko likuiditas yang tinggi.

Risiko Inflasi: Inflasi dapat menggerus daya beli pengembalian investasi. Misalnya, jika inflasi melonjak tajam, pengembalian dari investasi dengan bunga tetap bisa menjadi negatif secara efektif jika dibandingkan dengan tingkat harga yang meningkat.

Risiko Suku Bunga: Perubahan suku bunga oleh bank sentral dapat mempengaruhi nilai investasi, terutama untuk investasi yang bergantung pada pendapatan tetap seperti obligasi. Suku bunga yang meningkat bisa menyebabkan harga obligasi jatuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline