Lihat ke Halaman Asli

Kimyunn

Seorang pembaca dan pendongeng

Tanpa Balas

Diperbarui: 2 Juli 2020   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta bagaikan puisi yang tak pernah habis kutulis pada lembar-lembar buram dalam dada. Ia menjelma menjadi aksara dalam baris-baris emosi, memeluk diksi-diksi. Tiap-tiap kekata mewakili rasa hausku akan dirimu.


Aku terus mengenangmu dalam gelas-gelas rindu yang mulai retak terpamah masa. Pertemuan kita bukan hanya melahirkan mimpi dalam rahim-rahim asa, tapi juga mengirimkan bara yang membakar. Apalah daya. Kau bersanding, tanpa aba-aba, pun pertanda.


Suatu saat, aku ingin merentangkan segenap peluk bagi tubuhmu, mengungkap segala rasa terdalamku. Sebelum perpisahan melambai pasrah, menyisakan jejak-jejak sunyi dalam hati. Menanggalkan suka cita dan rasa berbunga-bunga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline