Lihat ke Halaman Asli

Bun SiawYen

Ibu Rumah Tangga

SELESAI, Kisah dengan Konflik yang Tak Selesai

Diperbarui: 6 Februari 2022   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Bun Siaw Yen
(Pemerhati Film)

Tema film produksi Beyoutiful Pictures yang rilis 13 Agustus 2021 ini, bukan tema baru. Kisah perselingkuhan menjadi tema yang disukai banyak orang. Biasanya, alur dalam film dengan tema ini, cenderung memihak pada 'dia yang diselingkuhi'. Penonton akan disuguhi kisah dalam warna hitam dan putih.Namun, tidak dalam film besutan Tompi kali ini. Pak dokter lebih memilih untuk mengemas kisahnya dengan kejujuran yang apa adanya. Saking apa adanya, film ini pun menuai kritik pedas dari para penonton. Kaum feminis menuding Tompi, sang sutradara yang juga pencetus ide cerita menyudutkan tokoh istri dalam film ini.

Mari kita simak sedikit cuplikan alurnya yang menimbulkan polemik itu!

Film Selesai bercerita tentang masalah keluarga di tengah situasi pandemi. Diawali dengan kemarahan Ayu (Ariel Tatum) yang menemukan 'bukti perselingkuhan' sang suami, Broto (Gading Marten) di dalam mobil. Hubungan gelap yang dijalani Broto dan Anya (Anya Geraldine) sebenarnya sudah diketahui sebelum kejadian ini. Bisa dibilang, ini puncak kemurkaan Ayu yang menyebabkan dia menuntut cerai.

Namun, perdebatan soal ini tertahan oleh kedatangan ibu Broto, Sri (Marini Soerjodoemarno). Ayu pun terpaksa menahan diri. Dari sini, muncul beberapa adegan tegang yang dibalut komedi. Pasutri yang sedang berada di ujung tanduk terpaksa bersandiwara agar Bu Sri tak mencium gelagat tak beres dari anak dan menantunya ini.

Meski berusaha keras menutupi semua permasalahan, akhirnya situasi panas tak terhindarkan juga ketika semua rahasia terkuak. Ending dengan plot twist ini yang menyulut kejengkelan banyak penonton. Tompi dianggap tak memberi solusi untuk konflik yang terjadi.

Keberpihakan atau Fakta yang Tabu untuk Diakui?

Sebenarnya, polemik terjadi karena mayoritas penonton memandang dari sudut yang berbeda dengan yang diharapkan Tompi. Dalam wawancara lewat telepon, penulis mendapatkan penjelasan bahwa Tompi memang hanya berniat memaparkan fakta dan kenyataan yang ada di masyarakat kita.

Dia mengatakan, "Saya tak berniat membuat film sejenis Avengers. Penonton datang, nonton dan pulang dengan tersenyum karena tokoh super hero mengalahkan penjahatnya. Saya ingin membuat penonton berpikir, bukan menggurui."

Mungkin sebagai pencetus ide dan sutradara, wajar jika Tompi mempunyai target dan harapan bagi para penontonnya. Hanya saja, tak semua penonton memiliki ketajaman intuisi untuk mampu membedah inti permasalahan dalam kisah ini.

Selain itu, menurut sebagian penonton, ada pemaparan latar belakang konflik yang kurang jelas di antara tokoh. Alurnya tak memberi kejelasan yang membuat penonton paham mengapa endingnya seperti itu. Yang dirasakan justru ending yang mendadak dan sedikit dipaksakan untuk selesai, sehingga menimbulkan pertanyaan yang tak terjawab.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline