Kota naga merupakan sebutan lain dari kota Tapaktuan. Kota ini mempunyai tempat wisata eksotik dan menarik. Banyak yang belum tau wilayah ini, karena letaknya di ujung selatan propinsi Aceh tepatnya di kabupaten Aceh Selatan. Tempat wisatanya sering dikaitkan dengan legenda Tapaktuan. Legenda tentang sepasang naga yang dulunya mendiami tempat ini sehingga kota ini disebut sebagai Kota Naga. Dalam legenda Tapaktuan, disebutkan bahwa hampir semua tempat wisata alam disini dikaitkan dengan naga dan nama tempat tersebut juga dieberikan oleh naga. Objek wisata alam ditempat ini sungguh mempesona, karena banyak pantai-pantai yang landai dan disambut dengan hawa pegunungan yang sejuk. Kota ini memang tergolong unik, letaknya terletak diantara teluk dan pegunungan. Jika kita melihat kotanya diatas gunung, seakan-akan rumah warga dimasuki oleh hempasan air laut, namun kenyataannya tidak demikian, karena letak posisi kota tapaktuan memang berada diteluk, makanya orang setempat sering juga menyebutnya dengan “Taluak”. Aku lahir dan besar di kota ini, kisah Legenda Tapaktuan sudah menjadi cerita penghantar tidur sejak aku kecil. Semua orang tau tentang legenda itu, ada yang percaya ada juga yang tidak, tapi bukti peninggalan naga membuat orang percaya dengan kisah tersebut. Aku memang besar di kota ini, tapi seumur-umur aku belum pernah pergi dan melihat langsung tapaknya tuan tapa. Aku hanya mendengar dari cerita orang dan membaca buku tentang legenda Tapaktuan. Rasa penasaranku pun muncul karena banyak teman-teman kuliahku bertanya tentang sebesar mana tapak tersebut. Kuliah di luar kota tepatnya di Kota Banda Aceh tentu bertemu banyak teman-teman yang ada diberbagai daerah yang berbeda. Saat mereka tau asalku dari Tapaktuan, pastinya pertanyaan tentang tapak tuan dan naga selalu menjadi pertanyaan pertama, mereka penasaran tentang kebenaran legenda tersebut. Saat liburan kuliah aku memutuskan untuk pulang kampung dan pergi mengunjungi tempat-tempat yang disebutkan dalam buku Legenda Tapaktuan. Aku dan dua orang temanku mulai berpetualang menelusuri peninggalan naga. Tempat pertama adalah tapaknya Tuan Tapa. Menurut legenda tapak tersebut milik seorang manusia raksasa yang bernama Tuan Tapa. Tapak tersebut tersebut terletak di kaki gunung lampu dekat pantai. Saat kami mengunjungi tempat tersebut, ternyata benaran bentuknya seperti tapak manusia yang berukuran raksasa. Panjangnya sekitar 7 M. Aku pun mendokumentasikannya dengan kamera hp untuk diperlihatkan nanti ke teman-teman kuliahku. Setelah capek foto selfie dengan background tapak tersebut, kami pun pergi ke patung naga. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Tapak Tuan Tapa, sekitar 1 km. Kami menemukam patung naga raksasa yang keluar dari gua. Mulutnya ternga-nga dan seolah-olah kami pun seperti di film “how to train your dragon”. Patung naga juga terdapat di taman kota, patung setinggi 5 meter tersebut sebagai simbul dari Kota Naga. Kamipun melanjutkan perjalanan ke kampung batu merah dan batu hitam. Menurut legenda batu merah adalah darahnya naga sedangkan batu hitam adalah hati naga. Saat melalui kampung batu merah terdapat gunung yang tanahnya bewarna merah dan saat melewati kampung batu hitam kami menemukan bongkahan batu besar di pinggiran laut yang bewarna hitam. Sungguh luar biasa, kami bagaikan sang petualang yang mencari jejak naga. Dalam buku legenda tapaktuan juga disebutkan daerah terbangan, air pinang dan gunung kerambil merupakan nama daerah yang diberikan naga. Disebut air pinang karena daerah tersebut terdapat pohon pinang, sedangkan gunung kerambil karena tempat tersebut banyak terdapat pohon kelapa yang dalam bahasa jame disebut kerambil. Sedangkan daerah Terbangan dikisahkan dalam buku tersebut gunungnya mengawang di udara seperti gunung terbang, makanya daerah tersebut dinamakan terbangan. Gunung terbangan mempunyai pantai yang sangat luas dengan ombaknya bergulung berlapis-lapis, orang setempat menyebutnya gelombang tujuh lapis. Disamping gunung terbangan terdapat gunung Kali Naga, yaitu gunung tempat bersarangnya sepasang naga. Di gunung ini terdapat jambo hatta, sebuah rumah singgah yang dulunya pernah disinggahi oleh bung Hatta, wakil Presiden Pertama Indonesia. Di jambo ini, kita bisa memandangi indahnya pemandangan kota naga dari atas gunung. Setelah puas keliling kota naga kamipun mencari makanan untuk mengisi perut. Pelabuhan merupakan tempat yang tepat untuk menikmati berbagai jenis makanan, karena banyak makanan yang di jual disini. Sambil menikmati makanan dan menunggu sunset kami pun mencoba membentuk gunung Tapaktuan menjadi seorang putri tidur. Dalam buku tersebut dikatakan gunung tapaktuan terbentuk seperti putri yang sedang tertidur, inilah yang disebut Putri Naga atau Putri Selatan. Kamipun berhasil melihat bentuknya dengan menentukan bagian-bagian gunung, dan terlihatlah seperti putri yang sedang berbaring terlentang. Tak puas jalan-jalan satu hari, besoknya kamipun pergi mengunjungi satu tempat lagi, yaitu Air Dingin. Air terjun setinggi sepuluh meter yang langsung jatuh dari pegunungan merupakan tempat pemandian putri naga. Dalam legenda tapaktuan, air terjun ini dibuat oleh naga untuk anaknya yaitu putri naga. Disebrangnya sekitar 50 meter, terdapat pantai pasir putih yang terpapar indah. Disebut pantai putih karena butiran pasirnya yang bewarna putih. Kamipun mandi laut dan main rumah pasir di pantai putih, setelah mandi laut barulah ke air terjun untuk membersihkan badan yang lengket terkena air laut. Airnya cukup dingin, pantaslah disebut dengan Air Dingin. Liburan kali ini memang menyenangkan, kumpulan foto-foto yang sempat aku dokumentasikan aku tunjukkan ke teman-teman kuliahku. Melihat foto-foto itu, mereka pun ingin liburan ke daerahku yaitu Kota Naga Tapaktuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H