Lihat ke Halaman Asli

Entrepreneurial Leadership Dalam Kabinet Jilid II Presiden Jokowi

Diperbarui: 28 Oktober 2019   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pak Jokowi, panggilan populer Presiden Joko Widodo, ingin gerak cepat. Pak Jokowi tampaknya ingin mewariskan legacy: Indonesia yang lebih maju, sejahtera, adil dan makmur.

Karenanya, Pak Jokowi ingin mengisi Kabinet-nya dengan menteri-menteri yang memiliki managerial skill bagus, serta kemampuan mengeksekusi program yang mumpuni.

Harapan Pak Jokowi, Kabinet mendatang ini adalah "Kabinet Eksekutor". Biar bisa lari cepat, memeratakan pembangunan ekonomi ke seluruh Indonesia alias Indonesia Centris, dan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia (human capital).

Namun, saat berwawancara dengan beberapa pendukung dari berbagai koalisi di Istana Negara beberapa waktu yang lalu, ada satu hal yang perlu digaris bawahi, yakni pertanyaan Pak Jokowi yang mengejutkan: "Bagaimana seandainya saya tarik Gerindra ke Kabinet?"

Gerindra adalah pemimpin Koalisi yang mengusung Pak Prabowo Subianto, rival Koalisi PDI Perjuangan yang mengusung Pak Jokowi saat Pilpres lalu.

Seketika saja koalisi memberikan respons: "Itu nanti akan menghilangkan check and balances." Ada lagi: "Itu akan membesarkan anak macan." Begitu kira-kira.

Intinya, para pendukung dan koalisi langsung keberatan dengan ide Pak Jokowi itu. Ide yang kemudian menjadi ramai dan belakangan ditentang oleh anggota koalisi Pak Jokowi sendiri.

Saya menebak, pasti ada sesuatu di benak Pak Jokowi dengan idenya itu.

"Begini," kata Jokowi. "Selama lima tahun ini banyak proses legislasi di parlemen yang mandeg. Padahal saya butuh perubahan-perubahan perundangan agar bisa berlari lebih cepat," lanjutnya.

"Nah, kalau untuk efektifitas pemerintahan dan kebijakan, bagus." Begitu kira-kira akhirnya koalisi merespons. Dialog pun berlanjut.

Dan dua pekan lalu, Presiden Jokowi memastikan Ibukota Negara pindah dari Jakarta. Isu lama yang selalu jadi wacana. Kini hendak dieksekusi. Lalu kemarin, sebuah tempat di Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi pengganti Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline