Lihat ke Halaman Asli

Bahasa dan Remote Control

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya ditakdirkan untuk manjadi orang jawa tulen. Bapak ibuku dari jawa begitupula nenek kakekku dari jawa asli. Bagi kami orang jawa hal yang diwariskan pertama kali atau dtekankan pertama kali dalam kehidupan masyarakat adalah bahasa. Karena bagi nenek moyang kita bahasa mennetukan bangsanya. Itu tak berarti orangtua/ nenek moyang kita sudah memikirkan sebuh konsep tentang “nasionalisme” atau “nation” dengan keutuhan bahasa.
Sebab jika kita renungkan kembali makna “bangsa” dalam kalimat di atas menunjukan pada suatu struktur kelas masyarakat tertentu. Disini berarti bahasa dijadikan takaran mengenai martabat dan latar belakang seseorang. Ketika bahsa dapat dijadikan sebagai takaran mengenai martabat dan latar belakang seseorang disinalah kemudian bahasa dijadikan sebagai control sosial masyarakat. Bagaimana tidak?? dijawa cara bicara seorang tukang becak kepada gubernur berbeda ketika ia sedang berbicara dengan tukang jamu pun sebaliknya.
Sungguh menabjubkan ketika bahasa kususnya bahasa daerah dapat menjadi remote control bagi ratusan bahkan ribuan individu. Jelas disini menunjukan suatu evolusi sejarah sosial-politik yang berkepanjangan. Bagaimana tidak?? bahasa dapat sebagai pembatas dan pengatur seseorang dalam berinteraksi. Misalnya seorang tukang becak yang biasa menggunakan bahasa yang cenderung balk-balakan dan sedikit kasar ketika dihadapkan dengan seorang pejabat, maka ia akan berubah 18o derajat menjadi halus dan sopan dan akan kembali kekebiasaanya lagi ketika ia berhadapan dengan tukang jamu.

_dialektikaku melihat realitas masyarakat sepanjang jalan gejayan_




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline