Lihat ke Halaman Asli

Allah Lebih Suka Mukmin yang Kuat

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

pemilihan calon peserta lomba di bicarakan lagi oleh banyak wali murid si sekolah si sulung, yang ternyata memang hasil rundingan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Beberapa anak terpilih yang dianggap berbakat oleh si guru , banyak yang berniat mengundurkan diri sebab memikirkan biaya , seperti biaya kostum, sepatu baru, biaya di tempat lomba, etc . saya sebenarnya agak heran denan pemikiran seperti itu di keadaaan jaman seperti ini, dimana hak anak tengah dijunjung-junjungnya, dan orangtua memiliki kewajiban untuk memenuhi segala hak tersebut demi kemajuan putra -putrinya.

Memang pada kenyataannya, untuk menjadi seorang anak yang berprestasi dalam segala hal (terutama ) pengembangan bakat  diperlukan bukan hanya mental yang kuat, tapi juga maateri yang dahsyat, dimana untuk ukuran materi, keadaan keluarga satu dengan yang lainnya sungguh berbeda beda. Ada yang menganggap daftar lomba menggambar dengan biaya Rp.30.000,-/anak itu murah , ditambah biaya jajan di lokasi dan beli tetek bengek , kira-kira  haislah Rp.100.000,- , ada yang menganggap tiu biaya lumrah ada yang berpikir, bisa dibelikaan beras dan makan untuk beberapa waktu ke depan.

Mengikutkan seorang anak dalam acara-acara lomba, baik mewarnai, menari dan sebagainya adalah salah satu langkah baik untuk mengasah kemampuan mental seorang anak dalam segala hal terutama dalam hal berkompetisi secara sportif, belajar ikhlas menerima kekalahan, dan belajar untuk terus semangat, ” besok ikut lagi yah, makanya kakak/adik haru belajar di rumah lebh rajin lagi.”, dan banyak ;agi hal yang didapat.

menjadikan seorang anak menuju seorang pribadi yang kuat mental, pemberani , berbakat, dan memiliki banyak potensial positif lainnya, nyatanya memerlukan modal bukan hanya kebutuhan gizi, tapi kebutuhan materi untuk praktek dilapangan , ya itu tadi modal lebih untuk biaya.

Apakah ini pengorbanan orangtua?

bisa jadi, sejauh mana dukungan orangtua terhadap pengasahan bakat anak-anak.

niat -menjadi nomor satu, itu jawaban saya pada seroang kawan yang berkata bahwa mengjak anak ikut2 lomba diluar sekolah hanya menghabiskaan biaya dan waktu. Saya rasa pengasahan mental bisa diawali dengan seringnya anak untuk bermain di tempat umum, harus saya acungi jempol , bahwasanya kegiatan menggambar-mewarnai di perpustakaan daerah Semarang, memeberikan les tersebut secara uma-cuma tanpa biaya, juga ada les tari, les pengasahan bakat penulis yang tidak dikenai biaya, toh sudah pula saya sms kan jam dan harinya, kawan saya itu tetap tidak berangkat dengan beragam alasan sibuk, dll. NIAT kembali dipertanyakan.

Jadilah pribadi yang maju, modern dengan niat-niat religius dan positif. Aanak-anak kita adalah anak-anak penerus bangsa, sibukkan anak-anak dengan aktifitas positif untuk kebaikannya di masa depan, kuatkan mereka secara materi dan mental, sebab Allah lebih suka pribadi  yang kuat daripada yang lemah. Banting tulang untuk kemajuan anak ( tentunya di jalan yang halal ), demi tercapainya kekuatan itu.

Salam-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline