Lihat ke Halaman Asli

Pure: Resep Turun Temurun untuk Substitusi Rokok Masyarakat Angata

Diperbarui: 16 Juni 2017   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya akan membahas sedikit mengenai objek penelitian yang belum lama ini saya angkat menjadi suatu karya tulis ilmiah untuk diikutkan dalam ajang lomba tingkat universitas.

Mari saya perkenalkan, PURE.

Tembakau merupakan bahan baku rokok yang selain dibakar dalam bentuk rokok dapat juga digunakan secara berbeda yakni, dikunyah bersama dauh sirih atau kapur sirih. Tradisi mengunyah tembakau telah dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia maupun di dunia, salah satunya adalah masyarakat di Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Masyarakat di kecamatan tersebut memiliki kebiasaan menggunakan ramuan Pure sebagai pengganti rokok sehingga tidak lagi mengalami ketergantungan terhadap rokok. Pure merupakan ramuan yang terbuat dari air tembakau dan kapur sirih yang kemudian menjadi sejenis pasta dan dioleskan pada bibir pengguna.

Pure merupakan peninggalan leluhur dan juga budaya turun temurun dari masyarakat Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Fenomena penggunaan Pure bermula dari masyarakat Kecamatan Angata, kemudian menyebar ke daerah lain seperti Kecamatan Baito dan Kecamatan Benua dengan nama yang sama.

Pure awalnya digunakan oleh para perempuan di Kecamatan Angata untuk memerahkan dan memperindah bentuk bibir mereka yang kemudian digunakan oleh para perokok aktif, dengan motivasi mencoba untuk berhenti merokok, sehingga dengan menggunakan Pure kemudian bisa berhenti merokok.

Pure merupakan campuran dari air tembakau dengan kapur sirih yang kemudian oleh para perokok digunakan untuk mensubstitusi keberadaan rokok. Cara penggunaannya sedikit unik. Jika tembakau yang biasa kita kenal dan kemudian menjadi rokok digunakan dengan cara dihisap, maka Pure digunakan dengan mengoleskannya ke bibir.

Adapun kapur sirih yang digunakan adalah hasil dari pembakaran cangkang-cangkang kerang. Cangkang-cangkang kerang tersebut dibakar dengan cara dimasukkan dalam bambu atau dibakar langsung dengan meletakkannya di atas bara api dengan tetap menjaga agar hasil pembakaran cangkang kerang tidak tercampur dengan abu dari bara api. Adapun kerang yang biasa digunakan adalah dari kerang air tawar atau yang masyarakat lokal Sulawesi Tenggara menyebutnya dengan Pokea (Batissa violacea var celebensis) atau jenis kerang lainnya.

Walaupun telah dikenal dengan baik dan dikenal lekat dengan masyarakat Kecamatan Angata, namun fenomena keberadaan Pure belum dikenal secara luas oleh masyarakat Kota Kendari, bahkan masyarakat Kabupaten Konawe Selatan khususnya. Belum ada alasan pasti mengapa hal ini terjadi.

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Anggi (2017) tentang Pure sebagai bahan substitusi rokok menyatakan bahwa pengguna Pure terbesar di Kecamatan Angata saat ini adalah remaja dan dewasa muda atau berusia 17 tahun keatas dengan motivasi penggunaan agar dapat berhenti merokok.

Tembakau yang digunakan ialah tembakau lintingan yang oleh masyarakat Angata biasa menyebutnya dengan Tembakau 77. Tembakau yang digunakan sedikit lengket dan tidak boleh kering, lalu ditetesi air secukupnya hingga tembakaunya cukup basah. Kemudian diremas dan diperas air tembakaunya ke dalam wadah. Wadah yang biasanya digunakan adalah sendok makan. Air perasan tembakau tersebut kemudian dicampur dengan bubuk kapur sirih secukupnya. Air perasan tembakau berwarna cokelat gelap, jika dicampur dengan kapur sirih warnanya akan sedikit memucat dan berubah menjadi cokelat kemerahan.

Campuran air tembakau dan kapur sirih atau Pure kemudian dioleskan ke bibir. Saat mengoleskan Pure ke bibir maka sensasi seperti tertusuk-tusuk jarum yang berasal dari kapur sirih serta kram akan terasa. Selain itu, bau tembakau dan kapur sirih yang mendominasi akan tercium oleh pengguna. Bagi orang yang baru menggunakan Pure, maka akan mengalami pusing, mual dan terkadang juga muntah karena belum terbiasa dengan bau yang tercium dari Pure. Butuh 4-5 kali penggunaan hingga terbiasa dengan bau yang keluar dari campuran air tembakau dan kapur sirih tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline