Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Budi

Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

Puan Bergincu Ungu

Diperbarui: 5 September 2022   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

merdeka.com

Tak tok tak tok

Langkah kaki sepatu high heels merek LV di lobi rumah, berderap-derap serupa barisan pasukan berkuda para pemungut cukai berkeliling menagih pajak. Ujung gaunnya (yang) ala-ala cinderela melantai dengan santainya. "Biar dikata merakyat," katanya.

Anting-anting berkilau-kilau, bergemerincing dengan halusnya. Sehalus aroma pewanginya yang semerbak di sudut-sudut ruangan, hingga menelusup ke sudut-sudut toilet.  Memang begitu gayanya. Jari-jarinya yang lentik menyangga sebatang rokok putih, yang sedang menamu di bibirnya yang ungu. Lalu, darinya mengepul asap dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil. Eksotis. Nyeni. 

Matanya menerawang lapang. Sementara, waktu terus menipis. Makin tipis menggerus waktu.

Itu sore, puan bergincu ungu, bertelut sambil menujumkan waktu. Akankah tiba saatnya, menjadi ratu. 

Depok, 2022       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline