Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Budi

Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

Pelangi Tanpa Hujan

Diperbarui: 1 Juli 2020   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dream-wallpaper.com

"Saya tidak berani meminta hujan di bulan Juli,

tapi saya bisa menciptakan pelangi di bulan Juli" 

(Christina Dewi)

Kutipan kalimat poetic dari kawan Christina Dewi di wall Fbnya, yang sungguh dahsyat itu, mengusik simpanan memori tentang "Fenomenologi" (Edmund Husserl) dan "Teologi Pengharapan" (Jurgen Moltman). Tanpa malu, saya pun memintanya untuk diberi ruang yang cukup (kepada saya), untuk mencecap remah-remah kalimat yang berjuta makna tersebut.

Mari kita simak sambil minum kopi atau teh hangat, agar aliran darah kita menjadi hangat, sehangat isue resuffle kabinet di minggu-minggu terakhir ini.

Menyimak seperti disampaikan Dewi, bahwa kalimat itu muncul dari rasa syukurnya atas penjualan produk yang "tiba-tiba" meningkat. Produk ini bukanlah produk unggulan, tetapi pasar justru menginginkannya.

Jika teks diletakkan dalam konteks, maka ungkapan Dewi dalam kalimat "Saya tidak berani meminta hujan di bulan Juli, tapi saya bisa menciptakan pelangi di bulan Juli" adalah murni sebuah ungkapan kegembiraan. Pilihan kata "pelangi" menggambarkan suasana hatinya terkait meningkatnya omzet.

Tentu, saya harus menghormati maksud dari teks yang ditulis Dewi. Tapi, senyatanya saya mengagumi kecerdasannya memilih (dan merangkai) kata.

Saya tidak berani meminta hujan (di bulan Juli) adalah pernyataan tunduk pada kersaning Allah (kehendak Tuhan). Betapa tidak? Siapa yang berani memerintahkan Sang Pemilik hujan. Tidak seorang pun. Kepasrahan terdalam dari manusia adalah menerima apa yang Tuhan kehendaki, ikhlas.

"Hujan" sendiri bisa dimaknai harafiah, tetapi bisa juga sinonim dengan arti "rejeki yang berlimpah". Hujan yang dimaknai sebagai rejeki yang berlimpah, menjadi selaras dengan situasi yang terjadi di masa pandemik ini. Mengharapkan penjualan selalu meningkat di tengah kesulitan ekonomi secara makro, tentu boleh meski sangat tipis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline