Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Budi

Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

Menggila Puisi

Diperbarui: 5 November 2018   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Teras Koja, di sini-malam ini, tiba-tiba aku menggila puisi. Puluhan lelaki dan wanita, menari-narikan kata-kata, sambil melukis malam dengan seruan dan pekik kebebasan. Bahkan hampir-hampir, bumi runtuh oleh getaran jejak-jejak kaki yang meledak di tubuh puisi.

Tiga November. Teras Koja, di sini, di belakang perkotaan yang padat, sungguh menyenangkan dan tak terduga, keriap seni dan budaya bertumbuh subur, indah nan asri. Memang aku yang kuper dan kurang menggila puisi. Tetapi, malam ini, aku menggila puisi. Keriangan, kepenatan, dan polah tingkah apapun menyatu di sini.

dokpri

Nyaris tidak ada sekat apapun di sini. Ini memang ruang terbuka. Dan di sinilah, puisi menjadi hidup dan amat kaya makna. Puisi yang dibedah dan ditembakkan berlaksa meriam ke sudut-sudut waktu, seakan menunjukkan dahsyatnya kebebasan.

dokpri

Teras Koja, yang sedang dibakar api Soempah Pemoeda, di sini, puisi dinikmat dengan merdeka. Anak-anak, remaja, dewasa, dan kaki nini membaur tanpa ragu, sambil meneguk pahit manisnya puisi. Sungguh, puisi bermetamorfosa sebagai sajian berkelas layaknya konser klasik di Piazza Duomo, Milan atau tontonan opera di La Scala Italia.

dokpri

Terus berkarya. Salam @Komunitas Trotoar, Tanjung Priok.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline