Lihat ke Halaman Asli

Muhammad YazidYaskur

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Imam Bonjol Padang

Pemaknaan Lafadz dalam Semantik: Musytaraq Lafdzi, Musytaraq Maknawi, dan At-Tadho'if

Diperbarui: 20 Desember 2023   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semantik, sebagai cabang ilmu linguistik yang mempelajari arti kata dan struktur makna dalam bahasa, merupakan bidang yang memperkaya pemahaman kita terhadap kekayaan bahasa. Dalam konteks ini, ilmu semantik menggali lebih dalam tentang bagaimana makna dapat dibagi dan diuraikan. Salah satu konsep sentral dalam semantik adalah pembagian makna, yang terjadi melalui dua dimensi utama: makna secara musytaraq maknawi, makna secara musytaraq lafdzi, dan makna secara at-tadho'if.

Semantik melibatkan pemahaman makna suatu kata atau ungkapan melalui hubungannya dengan konsep atau makna lainnya. Makna musytaraq lafdzi, merupakan pengartian dari satu lafadz/kata yang memiliki pemaknaan yang luas dan banyak. Sedangkan makna musytaraq maknawi berkaitan dengan makna dari beberapa lafadz yang berbeda, tetapi memiliki makna satu. Sementara itu, konsep at-tadho'if turut memberikan dinamika dalam analisis semantik dengan mempertimbangkan hubungan antara kata-kata yang memiliki makna berlawanan. Melalui pemahaman mendalam terhadap pembagian makna ini, kita dapat menjelajahi kompleksitas dan kekayaan bahasa yang menjadi fondasi komunikasi manusia.

Berikut beberapa contoh dari pemaknaan at-tadho'if dalam bahasa arab:

1. أصلي >< مزيف

Orisinal >< Palsu

2. صلب >< متفرق

Padat >< Renggang

3. المكافأة >< الخطيئة

Pahala >< Dosa

4. العم ><العمة

Paman >< Bibi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline