Lihat ke Halaman Asli

Yazid Naufal

mahasiswa

Hasil Wawancara dari Desa Telaga Biru

Diperbarui: 27 September 2023   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjarmasin Barat/Dokpri

Wilayah lahan basah di Banjarmasin Barat memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Menurut Ramadhani, seorang warga setempat, lahan basah di daerah ini menawarkan berbagai peluang bisnis yang dapat mendukung ekonomi lokal, seperti budidaya ikan (tambak), kerajinan tangan (purun), dan budidaya tanaman dengan metode hidroponik.

Di Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin Barat, Normalia, seorang warga setempat, menyebutkan bahwa ada beberapa jenis tanaman yang dapat dipertahankan di daerahnya, seperti Jeruk, Singkong, Sirih dan Daun Cincau. Lingkungan di daerah ini mencakup Bakau, Rawa dan Sungai.

Bakau memiliki manfaat dalam melindungi dari risiko kerusakan akibat badai. Semak-semak bakau dapat menopang dataran lumpur pasang surut dengan baik dan juga berfungsi sebagai zona penyangga yang melindungi tanah dari kerusakan angin dan gelombang. Rawa memiliki peran penting dalam mencegah banjir dan memelihara aliran air. Rawa berfungsi seperti spons yang menyerap air dalam jumlah besar saat hujan deras, yang dapat mencegah banjir dan kerusakan akibat aliran air yang deras. Sungai juga menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Banjar yang tinggal di sepanjang sungai. Selain sebagai tempat tinggal, sungai juga berfungsi sebagai jalur transportasi, sumber mata pencaharian, dan lainnya.

Bangunan di wilayah Banjarmasin Barat umumnya terbuat dari beton dan kayu, dengan pondasi yang menggunakan kayu galam. Kayu galam memiliki daya serap yang cocok dengan tanah lempung di rawa. Tiang pancang pondasi kayu galam kemudian menjadi tempat bertumpu kayu ulin dengan konsep kalang sunduk. Selanjutnya, cukup membangun rumah kayu atau rumah batu dengan pondasi yang cukup kuat. Kayu galam dengan rawanya bisa bertahan lama bahkan hingga puluhan tahun.

Menurut Ramadhani dan Normalia, beberapa masalah yang ditemui dalam pengembangan daerah mereka (Banjarmasin Barat) adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dan tingkat polusi udara yang meningkat akibat kebakaran yang terjadi beberapa waktu terakhir. Selain itu, ada juga hambatan dalam pengembangan daerah mereka seperti kebiasaan masyarakat yang tidak berubah (mencuci baju di sungai, mandi di sungai, buang air besar di sungai), perubahan cuaca yang drastis dan kepadatan penduduk yang menyebabkan kurangnya serapan air di beberapa tempat.

Ada mikroorganisme yang ada di wilayah Banjarmasin Barat yaitu lumut, hal ini karena lumut adalah jenis jamur yang disebabkan oleh kelembapan udara yang berlebihan dan berkumpul di permukaan benda biasanya ditemukan di bebatuan sungai.

Menurut Normalia dan Ramadhani, beberapa budaya masih dilakukan oleh masyarakat atau penduduk di wilayah Banjarmasin Barat seperti mandi di sungai, mencuci baju di sungai memancing di sungai serta beberapa masyarakat masih menggunakan transportasi air seperti jukung dan klotok.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline