Apa itu Teodise?
Teodise, atau theodicy dalam bahasa Inggris, adalah konsep yang berupaya menjelaskan bagaimana keberadaan Tuhan yang Mahabaik dan Mahakuasa dapat dikaitkan dengan adanya kejahatan dan penderitaan di dunia.
Secara etimologis, istilah ini berasal dari bahasa Yunani “theos” (Tuhan) dan “dike” (keadilan), yang berarti keadilan Tuhan. Dalam pemikiran filsafat dan teologi, teodise menjadi penting karena memunculkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin Tuhan yang baik dan berkuasa penuh membiarkan kejahatan terjadi?
Teodise mencoba menjawab "paradoks kejahatan" ini dengan menyusun argumen-argumen yang dapat menjelaskan hubungan antara Tuhan dan eksistensi penderitaan serta kejahatan. Berbagai pendekatan dalam teodise bertujuan untuk menunjukkan bahwa adanya kejahatan tidak serta-merta meniadakan sifat Tuhan yang baik dan adil.
Mengapa Konsep Kejahatan dalam Teodise Menjadi Diskursus Utama?
Kejahatan telah lama menjadi perdebatan utama dalam teologi, filsafat, dan etika, karena kehadirannya mengundang kebingungan dan perdebatan mendalam tentang sifat Tuhan dan moralitas. Bagi banyak orang, kenyataan bahwa begitu banyak penderitaan yang terjadi di dunia ini – seperti kemiskinan, penyakit, kejahatan brutal, dan bencana alam – tampak tidak sesuai dengan gagasan tentang Tuhan yang maha pengasih dan penuh belas kasihan.
Oleh karena itu, konsep kejahatan dalam teodise dianggap sebagai permasalahan mendasar yang harus dijawab untuk memahami Tuhan dan sifat kebaikan-Nya.
Diskursus ini juga mempertanyakan peran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Apakah Tuhan benar-benar aktif dalam kehidupan manusia atau sekadar membiarkan manusia berjalan sesuai hukum alam yang ada? Dan jika Tuhan tidak terlibat secara langsung, mengapa manusia harus memercayai kebaikan dan kasih Tuhan? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi sangat mendasar bagi orang yang ingin memahami makna keberadaan mereka dan tujuan akhir hidup mereka.