Lihat ke Halaman Asli

Yayuk Sri Rahayu

Perencana ahli muda pada UIN Gusdur Pekalongan

Alternatif Pekerjaan dengan Peluang Besar untuk Gen Z di Masa Sulit

Diperbarui: 12 Oktober 2024   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena Gen Z menggunakan tagar "desperate" di LinkedIn bisa dilihat sebagai bentuk ekspresi dari berbagai tekanan dan tantangan yang mereka hadapi dalam dunia kerja dan kehidupan sosial. Ada beberapa alasan di balik fenomena ini:

1. Persaingan Kerja yang Ketat

Generasi Z yang baru masuk ke dunia kerja menghadapi persaingan yang sangat ketat. Banyak dari mereka merasa kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan harapan mereka. LinkedIn adalah platform yang digunakan untuk mencari pekerjaan dan networking profesional, jadi penggunaan tagar ini mungkin mencerminkan frustrasi atau keputusasaan terhadap kurangnya kesempatan kerja atau tantangan dalam beradaptasi dengan dunia profesional.

2. Krisis Kepercayaan Diri dan Identitas

Gen Z sering menghadapi tekanan untuk membangun "personal brand" mereka sejak dini. Media sosial memperkuat perasaan kompetisi dan membandingkan diri dengan orang lain, yang bisa menyebabkan kecemasan dan keputusasaan ketika harapan mereka tidak sesuai dengan realita.

3. Pengaruh Ekonomi

Ketidakpastian ekonomi global, seperti resesi, pengangguran yang tinggi, dan kenaikan biaya hidup, bisa menjadi salah satu penyebab Gen Z merasa putus asa. Banyak dari mereka berjuang dengan ketidakpastian tentang masa depan, dan ini mempengaruhi bagaimana mereka melihat karier dan kehidupan secara umum.

4. Mental Health Awareness

Generasi ini cenderung lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesejahteraan mental, mereka lebih mungkin mengungkapkan perasaan mereka secara publik, termasuk perasaan frustasi dan putus asa.

Penggunaan tagar "desperate" di LinkedIn mungkin mencerminkan perasaan yang kompleks, di mana mereka mencoba untuk mengungkapkan tantangan yang dihadapi sambil tetap mencari dukungan atau solusi melalui platform profesional. Untuk mengatasi perasaan "desperate" yang sering dirasakan oleh banyak Gen Z di dunia kerja, ada beberapa langkah yang dapat mereka lakukan untuk meredakan tekanan dan membangun kembali optimisme serta ketahanan mental:

1. Bangun Keterampilan yang Relevan

Dengan terus memperbarui keterampilan melalui kursus online, sertifikasi, atau pelatihan profesional, mereka dapat meningkatkan daya saing. Misalnya, keterampilan dalam teknologi, data, atau manajemen proyek sangat diminati. Ikuti program pengembangan karyawan atau magang yang dapat memberi pengalaman nyata dan membuat CV lebih menarik.

2. Terapkan Mindset Growth

Berfokus pada proses, jangan merasa putus asa karena belum mencapai target, lebih baik menghargai setiap kemajuan kecil. Kesuksesan karier jarang datang dengan cepat, dan setiap langkah kecil adalah bagian dari perjalanan besar.

Belajar dari kegagalan jadikan sebagai pelajaran penting untuk berkembang. Banyak tokoh sukses pernah mengalami kegagalan sebelum mencapai puncak karier.

3. Perluas Jaringan (Networking)

Bergabung dengan komunitas professional seperti kelompok industri, menghadiri seminar, webinar, atau acara networking online/offline bisa membuka peluang baru. Di LinkedIn, mereka bisa menjalin hubungan dengan mentor atau profesional lain yang bisa memberikan bimbingan atau membuka pintu peluang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline