Jakarta -- Irak tampil perkasa dengan mengalahkan tuan rumah Indonesia 2-0 dalam pertandingan lanjutan penyisihan grup babak kedua Pra-Piala Dunia 2026 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis sore (6/6/2024.
Dua gol kemenangan Irak melalui penalti Aymen Hussein dan Jasim Ali yang memanfaatkan blunder fatal kiper Ernando Ari yang mencoba bermain-main dan menguasai bola di kotak penalti.
Pada pertandingan kali ini, untuk pertamakalinya Shin Tae-yong memainkan delapan pemain naturalisasi, karena biasanya paling banya ia memainkan enam peman naturalisasi. Ketika melawan Tanzania empat hari lalu (2//6/2024), untuk pertamakalinya Shin Tae-yong juga memainkan tujuh pemain naturalisasi.
Kedelapan pemain naturalisasi yang menjadi starting eleven melawan Irak adalah Jordi Amat (kapten), Justin Hubner, Sandy Walsh, Shayne Pattinama, Tom Haye, Nathan Tjo, Oratmangun, dan Rafael Struick. Sedangkan tiga pemain non-naturalisasi adalah kiper Ernando Ari, Rizky Ridho dan Marselino Ferdinan.
Dengan formasi 3-4-3, Indonesia menguasai jalannya pertandingan babak pertama, dan memaksa para pemain Irak untuk lebih banyak bertahan. Permainan ala Eropa dengan umpan-umpan lambung yang diselingi umpan-umpan terobosan yang memanfaatkan lebar lapangan, memaksa pemain Irak untuk mengikuti ritme permainan Indonesia.
Tom Haye yang bermain sebagai deep-lying playmaker benar-benar menjadi otak serangan Indonesia, sedangkan Nathan Tjo menjadi gelandang penyeimbang. Dua bek-sayap Indonesia Shayne Pattinma di kiri dan Sandy walsh di kanan terus menerus merangsek ke depan, dan selalu mendatangkan bahaya di kotak penalti lawan.
Ragnan Oratmangun yang menjadi gelandang serang, bermain dengan baik dan berkali-kali melakukan gerakan menusuk ke sudut pertahanan kanan permainan Irak. Setidaknya tiga peluang emas tercipta hasil kerja sama Oratmangun, Shayne Pattinama, dan Rafael Struick. Sayang, tendangan akhir selalu berhasil diblok pemain Irak, sementara Rafael Struick yang menusuk kotak penalti, gagal menguasai bola karena dihadang dua pemain Irak, padahal Oratmangun sudah menunggu di depan gawang.
Kehilangan Ciri Khas
Namun dengan delapan pemain naturalisasi bermain sekaligus, ciri khas dan gaya menyerang Indonesia benar-benar hilang, yaitu melakukan build-up dari belakang, umpan pendek cepat dari kaki ke kaki, menyisir sisi lapangan, dan kerja sama khas Ferdinan-Witan Sulaiman-Struick yang lebih stylish.
Permainan Indonesia berganti dengan umpan-umpan terobosan presisi dan cepat gaya Eropa. Sangat jarang terjadi solo-run pemain Indonesia yang menusuk ke kotak penalti sebagaimana biasanya Yakob Sayuri, Pratama Arhan atau Asnawi Mangkualam.
Meskipun lebih banyak menekan dan menguasai permainan, namun beberapa kali tiga penyerang Irak berhasil mengancam gawang Ernando Ari. Bahkan pada menit ke-16, penyerang Irak berhasil menjebol gawang Indonesia melalui sundulan. Namun wasit Evans menganulirnya karena melihat penyerang Irak mendorong Tom Haye saat menyundul.