Jakarta -- Persela Lamongan adalah tim perserikatan yang terhempas dari persaingan kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1, musim 2021/2022. Persela menyusul Persiraja Banda Aceh, terdegradasi ke kasta Liga 2 musim depan.
Laskar Joko Tingkir selalu tertekan di musim ini, dan akhirnya menyerah, setelah 18 tahun terus berjuang mengarungi kerasnya kompetisi di negara yang puluhan juta penduduknya sangat menggandrungi sepak bola. Kini, ketika nama Persela telah terpahat di hati warga Lamongan dan menjadi ikon 'Kota Soto', Persela justru harus meninggalkan gelanggang Liga 1.
Jatuhnya Persela ke kasta Liga 2 bisa dibilang menjadi tragedi yang memilukan hati bagi ribuan fans fanatik LA Mania, dan tentu kesedihan pun dirasakan puluhan ribu pencinta Persela Lamongan yang bertebaran di seluruh Indonesia.
Adalah tidak aneh ketika pekan lalu, sehari setelah Persela dipastikan terdegradasi (21 Maret 2022), ratusan Suporter setia LA Mania mendatangi rumah dinas Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. Mereka protes, kesal, marah, kecewa, sedih, dan putus asa setelah klub kesayangannya terdegradasi.
Mantan manajer Persela, Edy Yunan Achmadi, saat itu menenangkan fans, sekaligus meminta maaf atas keterpurukan Persela. "Kami sudah bekerja keras, tetapi inilah hasilnya. Mari menerima dengan ikhlas. Selanjutnya kita harus bersatu untuk membawa kembali Persela ke Liga 1," katanya.
Walau sudah lama mewarnai belantika sepak bola nasional di kasta tertinggi, nama Persela masih identik sebagai klub 'pelat merah'. Pengelolaan di tubuh klub Persela masih bergantung pada Pemkab Lamongan, meski sudah berbadan hukum di bawah naungan P.T. Persela Jaya.
Keberadaan Yuhronur Efendi, yang merupakan Bupati Lamongan periode 2021-2024 sebagai Chief Executive Officer (CEO) klub menjadi buktinya. Totalitas Yuhronur terhadap Persela tidak perlu diragukan. Bahkan ia telah aktif sebagai asisten manajer sejak masih menjadi Direktur BPR Bank Daerah Lamongan (2012), dan terus berlanjut saat menjadi Sekda dan bupati.
Prestasi Persela sebenarnya membanggakan. Laskar Joko Tingkir tercatat sebagai kampiun Piala Gubernur Jatim dengan lima gelar, mengungguli Arema dan Persebaya Surabaya.
Beberapa pemain hebat dilahirkan dan dibesarkan Persela, yaitu Zulham Zamrun, Saddil Ramdani, Dendy Sulistyawan, Arif Satria, Hambali Tholib, Marcio Suoza, Fabiano Beltrame, Gustavo Lopez, Kei Hirose, atau Rafinha.
Untuk kompetisi nasional KU-21, sekarang bertajuk Elite Pro Academy, Persela juga merengkuh dua gelar juara berturut-turut, tahun 2011 dan 2012. Dari tim U-21 ini lahir nama-nama tenar, Taufiq Kasrun, Choirul Huda, Dendy Sulistyawan, dan Birrul Walidain.