Lihat ke Halaman Asli

Sutan Bhatoegana, datang Jakarta naik Hercules (2)

Diperbarui: 27 Oktober 2016   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokumen pribadi

PENERBANGAN Polonia Medan-Halim Perdanakusuma yang ditempuh dalam dua jam bukan sebuah perjalanan yang menyenangkan. Saat naik taksi menuju Menteng, Jakarta Pusat, pendengaran Sutan masih belum normal. Suara bising Hercules masih memekakkan kupingnya.

"Nanti kamu baik-baik ya selama di sana. Kamu harus jujur. Kuliah yang rajin," kata Letnan Dua Tubagus yang menyertai Sutan sejak dari barak hingga naik taksi untuk mengantarkanya ke sebuah rumah mewah di Jalan Jambu, Menteng, Jakarta Pusat.

"Ya, Om," kata Sutan pelan.

Sutan mencoba menggeser kakinya karena merasa tertindih koper besi yang berisi pakain, sarung dan juga beras. Sesekali mengurut telapak tangan kanannya yang memerah karena menenteng koper yang beratnya hampir 50 kilogram.

Rumah itu sangat mewah. Pagar betonnya sangat kokoh. Pintu terbut dari kayu. Juga sangat tinggi. Aktivitas di dalam rumah hanya dapat diintip dari lubang seukuran batu bata. Terkunci sangat rapat.

Om Tubagus coba menekan tombol bel dengaan tulisan hitam ‘TEKAN DI SINI’. Bel berbunyi saangat nyaring. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Sutan mencoba menekan tombol yang sama dua kali dan kembali bel itu berteriak. Masih belum ada tanda-tanda orang keluar dari rumah itu.

Sutan dan Om Tubagus hampir satu setengah jam menunggu di samping pintu gerbang. Siang itu matahari tidak terlalu terik tapi haus dan lapar sudah sangat terasa. Kembali Sutan menekan bel dengan sikap putus asa. Bunyi bel sangat nyaring. Kali ini seorang tua renta tergopoh-gopoh membuka pintu.

"Bisa ketemu dengan Om saya. Saya Sutan saudaranya dari Medan," kata Sutan dengan suara mantap. Sutan sendiri tidak tahu wajah omnya. Ibu di kampung hanya menyebutkan ciri-ciri fisiknya.

Hanya dalam hitungan menit, seorang perempuan dengan rambut bersasak keluar. Sutan sudah menduga itu adalah istri omnya. "Maaf ya selama ini banyak yang mengaku-ngaku saudara. Saya tidak kenal  Anda," kata perempuan itu dengan suara tinggi.

"Ini foto Ibu saya. Saya disuruh Ibu untuk menemui Om," kata Sutan dengan suara terbata-bata.

Tak lama berselang keluar seorang pria gagah dengan rambut dan kulit sangat terawat. Sutan memastikan itu adalah omnya yang dikenal sebagai pengusaha suskes di Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline