Lihat ke Halaman Asli

Rahmat Hidayat

Wiraswasta

Matinya Seorang Waria

Diperbarui: 10 September 2024   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : pixabay.com/ CDD20

Pada suatu Desa yang terpencil, dikisahkan meninggalnya seorang waria yang hanya tinggal berdua bersama neneknya. Sang nenek menangis teramat sedih atas kepergian cucu kesayangannya itu yang juga seorang waria yang selama ini menemaninya. Ia adalah satu-satunya waria yang ada di Desa tersebut. Para tetangga dan warga yang ada di Desa tersebut kemudian berbondong-bondong untuk mengurusi jenazah. 

Hingga tibalah saat jenazah akan dimandikan, seorang lelaki yang diminta untuk memandikan kemudian menolak dikarenakan ia ragu atas jenazahnya apakah jenazah laki-laki atau perempuan. Pihak keluarga kemudian berinisiarif mengganti orang yang akan memandikan dengan seorang perempuan.

Setelah  diberi tugas untuk memandikan jenazah, perempuan itu jg menolak setelah melihat jenazahnya, dan ia berkesimpulan bahwa jenazahnya ialah seorang laki-laki. Ia pun pergi dan tak melanjutkan proses memandikan. Pihak keluarga dan para warga menjadi kebingungan atas kejadian ini, mereka coba mencari jalan keluar. Setelah beberapa lama mencari solusi, akhirnya diputuskan untuk mencari sesamanya waria yang akan disuruh untuk memandikan. 

Untung saja ada beberapa teman warianya yang hadir melayat ke Desa tersebut, sehingga tidak perlu lagi jauh-jauh mencari di tempat lain. Beberapa waria yang hadir pun melakukan diskusi atas permintaan pihak keluarga, dan akhirnya ada satu orang yang bersedia. Awalanya ia agak sedikit ragu dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara memandkan jenazah, tetapi pihak keluarga menyarankan agar  melaksanakan sesuai yang ia pahami saja. 

Setelah disepakati oleh kedua pihak, akhirnya proses memandikan pun dilakukan, teman waria yang tadi ditunjuk berada pas di samping jenazah, sementara teman-temannya yang lain berada di belakangnya menyaksikan proses memandikan itu. Ia kemudian mulai mengguyur air dari kepala hingga kaki sambil bernyanyi; Basah, basah, basah.... seluruh tubuh.....

Sontak teman-temannya yang ada di belakang berteriak Ahh...ahh....ahhhh

Pihak keluarga dan warga yang menyaksikannya pun akhirnya tepuk jidat melihat kejadian itu. hehehehe

semoga menghibur.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline