Lihat ke Halaman Asli

Ya Yat

TERVERIFIKASI

Blogger

Ngetrip ke Kampung Produktif di Bogor, Ada Kampung Batik yang Motifnya Cantik

Diperbarui: 30 Oktober 2022   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boneka dari kain batik (dok. Yayat)

"Healing yuk, ngopi ke Bogor." Ajak seorang teman suatu hari. Bogor memang tempat cocok buat saya dan si teman yang hobi ngopi. Caf kopi bertebaran di kota Bogor, kopinya enak lengkap dengan suasananya yang nyaman dan desainnya yang aestetik. Biasanya kami kembali ke Jakarta dengan puluhan foto-foto hasil njepret di caf asik di Bogor ini.

Setelah puas ngopi biasanya kami tutup healing hari itu dengan kulineran ke Surya Kencana. Ya.. jalan Surya Kencana memang lokasi favorit kami buat kulineran karena aneka makanan enak dan legendaris ada di sana. Selain makan enak tentu saja kami ambil foto untuk konten di social media.

Ngopi dan kulineran, itulah yang saya tahu tentang Bogor. Makanya saya kaget dan kagum ketika diajak Kotekasiana jalan-jalan ke kota Bogor pada 22 Oktober lalu. Tapi bukan untuk ngopi dan kulineran, melainkan menjelajah kampung-kampung produktif seperti kampung batik, kampung labirin dan kampung perca. He? Ada kampung batik di Bogor? Saya langsung bergumam.

Ibu yang sedang membatik (dok. Yayat)

Geliat UMKM Batik di Kampung Batik Cibuluh

Ternyata memang ada kampung Batik di Bogor, yang bukan hanya menjual batik, namun membuatnya juga. Batik-batiknya cantik dan keren, sekeren para ibu yang membuatnya. Adalah lembaga Baznas yang mengajarkan para ibu ini untuk membatik. Selain agar para ibu ini produktif, membatik juga bertujuan untuk melestarikan motif khas Bogor seperti buah pala dan Kujang.

Awlnya sulit namun karena para ibu berkomitmen untuk memajukan batik khas Bogor maka hasilnya bisa dilihat seperti sekarang, banyak toko batik berdiri di Kampung Batik Cibuluh. Beberapa diantaranya kami datangi hari itu yaitu Batik Sedulur, Batik Bumiku, Batik Melangit dan Batik Pancawati.

Batik yang dibuat ada dua macam yaitu batik cap dan batik tulis. Batik cap proses pembuatannya lebih cepat karena batik dicetak di atas kain dengan menggunakan plat bermotif, Sementara batik tulis dibuat dengan mengoleskan malam dengan menggunakan canting di atas kain yang telah digambari motif.

Koleksi batik di Kampung Batik Cibuluh (dok. Yayat)

Proses pembuatan batik tulis lebih lama dan lebih capek membuatnya. Karena itu harganya lebih mahal dari batik cap. Kain batik tulis dijual dengan harga 500 ribu hingga satu juta rupiah. Saya membelalak mendengar harga jual batik tulis ini. Sungguh harga yang murah untuk batik tulis yang proses pembuatannya lama dan butuh ketelitian tinggi. Jika sudah menjadi baju dan dijual di toko besar harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline