Lihat ke Halaman Asli

Ya Yat

TERVERIFIKASI

Blogger

Cemara Gunung untuk Hijaukan Kembali Kawah Ijen

Diperbarui: 27 Desember 2019   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

batang pohon jadi arang (dok.yayat)

Oktober lalu kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen di Banyuwangi terbakar. Kebakaran hebat menghanguskan 940 hektar kawasan TWA Kawah Ijen. TWA Kawah Ijen terdiri dari hutan yang punya vegetasi lengkap, mulai dari savana, hutan musim juga hutan sepanjang tahun. Kebakaran hutan terbesar dalam satu dasawarsa terakhir itu menghanguskan hutan beserta isinya. Selama 17 hari, TWA Kawah Ijen ditutup untuk pemadaman dan pemulihan.

Saya mengunjungi TWA Kawah Ijen pada tanggal 16 Desember 2019 lalu. Batang-batang pohon terlihat menghitam menjadi arang. Banyak pohon masih tegak berdiri namun daun-daunnya habis sudah. Saya menyusuri tanah di sela-sela pohon yang tertutup dedaunan bekas terbakar. Abunya tebal sekali, setebal arang di batang pohon yang tak sengaja saya pegang.

Pemadaman saat TWA Kawah Ijen terbakar memakan waktu cukup lama karena saat kebakaran, kondisi diperparah dengan angin kencang dan keringnya tanaman karena hujan lama tak turun. Kebakaran itu sendiri bukan berasal dari TWA Kawah Ijen, namun dari luar TWA Kawah Ijen. Pengelola TWA Kawah Ijen dan aparat bahu membahu memadamkan api. Meski sulit, akhirnya api padam juga.

menanam cemara gunung bersama (dok.yayat)

TWA Kawah Ijen merupakan ikon kota Banyuwangi. Wisatawan domestik dan mancanegara, datang ke Banyuwangi untuk mengunjungi TWA Kawah Ijen. Pada tahun 2018, TWA Kawah ijen dikunjungi oleh 194.203 wisatawan lokal dan mancanegara. Satu yang mereka kejar di Ijen, melihat fenomena blue fire atau api biru. Blue Fire ini hanya ada di Ijen dan Islandia.

Namun tak selalu orang naik ke puncak ijen menemukan Blue Fire. Driver taksi yang mengantar saya dari bandara Blimblingsari sehari sebelumnya bilang, menemui Blue Fire itu tergantung keberuntungan kita. Tak lupa ia menunjukkan rekaman Blue Fire yang diambil ketika ia mengantar tamu wisatawan mancanegara ke Ijen. Blue Firenya cantik sekali.

Cemara Gunung dan Sadar Lingkungan


Cemara Gunung merupakan jenis cemara dari Indonesia yang sudah menyebar ke Australia, Cina, India, Kenya, Tanzania dan Thailand. Pohon Cemara Gunung adalah tanaman endemik di TWA Kawah Ijen. Cemara Gunung bisa tumbuh hingga mencapai 35 meter dan menjadi tanaman pionir pada daerah longsor.

tanam pohon agar kawah ijen hijau kembali (dok.yayat)

Selain itu, Cemara Gunung sangat baik untuk rehabilitasi pada lahan hutan yang gundul. Tanaman ini juga punya fungsi menahan angin dan tentu saja pohon peneduh. Buah dan biji keringnya diperaya bisa mengobati malaria. Caranya adalah buah dan biji kering Cemara gunung direbus dan airnya diminum 2 kali pagi dan sore hingga pengidap malaria sembuh.

Cemara Gunung menjadi tanaman yang ditanam untuk menghijaukan kembali kawasan TWA Kawah Ijen yang hangus karena terbakar. Tentu butuh banyak sekali Cemara Gunung yang harus ditanam dan butuh proses yang cepat karena saat ini sudah masuk musim penghujan. Lahan gundul rawan longsor karena banjir. Menanam Cemara Gunung adalah tindakan tepat karena tanaman ini adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat.

Salah satu pihak yang membantu menghijaukan kembali TWA Kawah Ijen adalah Bakti Lingkungan Djarum Foundation. Bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Djarum Foundation mengajak 250 milenial ke TWA Kawah Ijen pada 16 Desember lalu untuk bersama-sama menanam Cemara Gunung melalui program Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan).

jangan lupa siram, supaya subur (dok.yayat)

Seperti dikatakan oleh bapak FX Supanji, Vice President Director Djarum Foundation ketika membuka acara. Penanaman kembali TWA Kawah Ijen merupakan upaya program Siap Darling untuk beraksi nyata melestarikan lingkungan. Mengajak para milenial untuk ikut serta adalah usaha untuk melatih rasa cinta dan peduli pada lingkungan. Misi jangka panjangnya adalah agar para milenial ini melakukan hal yang sama di lingkungannya masing-masing.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline