Lihat ke Halaman Asli

Ya Yat

TERVERIFIKASI

Blogger

Didatangi Galang Hendra saat Kopdar dan Disiplinnya Transportasi Malaysia

Diperbarui: 4 November 2017   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sebagian yang hadir kopdar (dok.endi efendi)

Sudah jadi kebiasaan bagi kami para fans Valentino Rossi yang menonton balapan langsung di Sepang buat kopi darat alias kumpul-kumpul di Kuala Lumpur. Biasanya kami kopdar Sabtu malam di menara Petronas KLCC. Karena para fans menginap di lokasi yang berbeda dan punya rencana masing-masing maka sudah biasa jika jadwal kopdar ngaret dari jam yang ditentukan.

Seperti Sabtu 28 Oktober kemarin. Sudah direncanakan bahwa kopdar akan dilakukan jam 8 malam waktu Malaysia, teman-teman baru ngumpul jam 21.30 malam. Sebenernya malah lebih cepat sih ini. Tahun lalu rencana kopdar tuh jam 7 malam dan teman-teman rata-rata baru hadir jam 11 malam huehehehe. Biasanya tak ada acara khusus saat kopdar. Hanya ngobrol-ngobrol dengan teman yang rata-rata baru ketemu muka saat itu, tentu saja sambil foto-foto.

sama Galang Hendra (dok.yayat)

Tahun ini kami berjumlah 120 an orang menonton langsung balapan di Sepang malaysia. Beberapa sudah menonton lebin dari sekali namun banyak yang baru kali ini datang. Itu baru yang serombongan. Belum yang nggak masuk dalam rombongan kami. Kami pergi atas nama komunitas Fans Club Valentino Rossi Indonesia (FCVRI). Sebuah komunitas dengan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kami pergi dengan biaya sendiri, tanpa sponsor dari pihak manapun. Yap... demi menonton idola balapan, nggak sayanglah merogoh kocek berapapun. Walaupun ujung-ujungnya idola kami si aki-aki ganteng Valentino Rossi kalah, nggak masalah. Kami tetep hepi dan tetep party. Kami mah gitu orang-orangnya. Teman-teman yang berangkat ini berasal dari bermacam daerah. Ada yang dari Padang, Batam, Riau, Kudus, Medan, Lombok, NTT, Jogja, Lampung, Klaten, Semarang, Bandung, Sukabumi, Timika, Palembang dan tentu saja Jakarta.

wefie (dok.yayat)

Ada yang berbeda di kopdar kemarin, yaitu kami kedatangan tamu spesial, siapa? Pembalap Indonesia Galang Hendra Pratama dan Wahyu Aji Trilaksana. Galang Hendra Pratama baru saja memenangi World Supersport 300 di Sirkuit Jerez Spanyol pada 22 Oktober. Galang Hendra juga pernah mencicip latihan di markas Valentino Rossi di Tavullia Italia. Lalu Wahyu Aji adalah pembalap yang berlaga di Asia Road Race Championship (ARRC). Kok bisa mereka datang? Yaaaaa bisalah... kan mau ketemu teman-teman dari komunitas FCVRI.

Wefie lagiiiii (dok.yayat)

Meski jadi pembalap top, kedua pembalap ini nampak sederhana dan mau aja digeret sana-sini buat berfoto bersama. Galang Hendra dan Wahyu Aji sibuk sekali malam itu, sampai saya cuman sempet nanya ke Galang, kapan ia akan pulang ke Jakarta. Senin, jawabnya. Galang Hendra memang baik dan ramah. FCVRI pernah memberikan stiker komunitas padanya dan ia tempel di motornya. Moga nanti Galang dan Wahyu Aji berkesempatan menunggang motor di balapan MotoGP dan melawan para raja balapan.

sama Wahyu Aji dan Galang Hendra (dok.yayat)

Untuk berangkat ke sirkuit dan pulang dari sirkuit kami menyewa bis sendiri. Biar praktis gitu karena antrian Rapid KL dari sirkuit akan sepanjang ular naga setelah race. Kalau sewa bis sendiri kan nggak perlu antri, tinggal naik ke bis yang sudah menunggu. Kita memang bisa kok sewa kendaraan di Kuala Lumpur. Kalau Anda menonton di Sepang secara rombongan, misal 10 orang atau lebih, saya sarankan Anda sewa saja daripada antri panjang saat pulang dan kena macet saat berangkat. Saat race day, kita bisa kena macet berkilometer kalo berangkat kesiangan.

salah satu bis yang kami sewa (dok.yayat)

Namun hati-hati kalau Anda sewa mobil atau bis ya terutama soal waktu. Orang Malaysia itu selalu tepat waktu. Beberapa kali saya sewa kendaraan, mereka selalu datang tepat waktu. Disuruh datang jam 6, mereka akan datang jam 6 kurang 10. Jadi kita akan berangkat sesuai waktu yang telah kita rencanakan kecuali kitanya sendiri yang telat. Kebanyakan dari kita memang susah menghilangkan kebiasaan ngaret.

Antrian pulang setelah race selesai (dok.yayat)

Lalu hati-hati juga soal kapasitas kendaraan. Di Kuala Lumpur, jangan berharap liat kendaraan yang isinya overload. Saya pernah ditolak naik taksi online gara-gara mau naik melebihi kapasitas. Isi mobil cuma 4 so yang naik ya mesti 4, walaupun ada tambahan 2 anak kecil mereka nggak akan mau angkut. Begitu juga dengan bis, ada kapasitas angkutnya juga. Bis Rapid KL yang kemarin saya sewa itu hasil kerjasama dengan sebuah agen perjalanan di Jakarta.

Sopir Rapid KL bertanya pada saya berapa orang yang diangkut hari itu karena kapasitas per bis adalah 41 orang duduk dan 29 orang berdiri. Untungnya jumlah kami masih kurang dari itu jadi 2 bis Rapid KL berangkat dengan aman. Gimana kalau kedisiplinan seperti ini diterapkan di Jakarta? Jakarta akan lebih rapi tapi.. siapkah kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline