Lihat ke Halaman Asli

Ya Yat

TERVERIFIKASI

Blogger

Nostalgia Seharga Sepuluh Ribu di FKN 2016

Diperbarui: 28 April 2016   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wedan uwuh (dok.yayat)

Siang itu hati saya melow, kalo nggak nahan emosi mungkin saya udah mbrebes mili (nangis). Kenapakah nyonya Vale jadi melow? Saya melow gara-gara segelas Wedang Uwuh. Ingatan saya melayang saat saya meminum Wedang Uwuh panas yang nikmatnya tak terkira dua tahun lalu, di lesehan pinggir jalan Malioboro Jogjakarta. 

Wedang Uwuh mengingatkan saya bahwa saya sudah dua tahun nggak pulang kampung, menyambangi ayah saya di Jogja sana, biasanya saya selalu pulang kampung tiap tahun saat lebaran. Tahun lalu saya absen mudik. Pedasnya Wedang Uwuh seharga sepuluh ribu membuat mata saya pedas juga.

vale2-572117ff779773de0b245a3d.jpg

abon nangka (dok.yayat)

Wedang Uwuh merupakan salah satu jenis minuman khas yang dijual di Festival Kuliner Nusantara 2016. Festival Kuliner Nusantara 2016 diadakan tanggal 15-16 April di Mal Artha Gading Jakarta. Saya berkesempatan datang ke sana hari Sabtu, 16 April bersama teman-teman dari KPK, Komunitas Penggila Kuliner. 

Sungguh saya senang datang ke acara seperti ini karena makanan dan minuman khas dari daerah-daerah di Nusantara di jual di sini. Kalau Anda nggak mau beli nggak apa-apa, icip-icip gratis disediakan di seluruh stand peserta yang ada.

vale3-5721184a0d9773d70b9f6cde.jpg

Bandeng khas Banten (dok.yayat)

Setelah seluruh peserta Grebek KPK 22 berkumpul, kami langsung menyambangi stand-stand yang ada di sana. Cari tau makanan khas daerahnya dan nggak lupa icip-icip. Stand provinsi Banten merupakan salah satu stand dengan isi paling banyak. Ada rak penuh berisi makanan kering yang bisa dibeli untuk oleh-oleh. 

Di atas meja-mejanya disajikan makanan khas Banten, ada Bandeng, dodol dan lain-lain. Barisan botol berisi air berwarna orange menyita perhatian saya. Itu apa? Ternyata itu botol itu berisi sirup belimbing wuluh. Asem dong? Nggak pemirsa, sirup belimbing wuluh ini manis dan segar tapi rasa asemnya tetep ada.

vale4-572118612f7a61890bb2e6b0.jpg

sirup belimbing wuluh

Saya menyambangi stand selanjutnya yang memajang aneka sambal. Per toples kecil sambal dijual dua puluh ribu rupiah. Lalu stand dari Ambon menjadi tujuan saya kemudian. Stand Ambon ini selalu ramai. Kompasiner mbak Sita kepingin banget mencoba papeda yang dijual di stand ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline