Lihat ke Halaman Asli

Ya Yat

TERVERIFIKASI

Blogger

Ananda Mikola tentang MotoGP di Sentul : The Show Must Go On!

Diperbarui: 1 Februari 2016   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Management Sirkuit Sentul (dok.yayat)"][/caption]Prediksi saya sejak awal bahwa Sentul akan urung melangsungkan balapan MotoGP terbukti. Pihak Kemenpora telah mengemukakan bahwa Sirkuit Sentul batal menggelar MotoGP karena banyak hal, salah satunya adalah segi pendanaan yang menggunakan APBN. Sentul ada di bawah managemen swasta dan pemerintah tidak menyetujui penggunaan APBN untuk swasta murni. Namun pihak Kemenpora masih mewacanakan bahwa Indonesia akan tetap melangsungkan MotoGP dengan menggunakan sirkuit lain yang akan dibangun. Membingungkan sih kalo mendengar rencana Kemenpora ini. Semacam membangun sirkuit baru itu gampang aja, sementara Indonesia ingin menggelar MotoGP di tahun 2017.

Saat ini saya tidak akan mengulas tentang bagaimana rencana Kemenpora untuk MotoGP di Indonesia karena kemarin malam. Saya “nyasar” ke acara bincang-bincang antara managemen Sentul dengan wartawan media. Ibu Lola Moenek selaku GM Sirkuit Sentul menyebut acara non formal ini sebagai ajang ramah tamah dengan media, berlangsung di Joglo Beer di bilangan Jeruk Purut Jakarta, 29 Januari kemarin. Di acara ini saya ketemu lagi dengan Mas Joni Lono Mulia yang mewakili Otomotif yang datang bersama 3 temannya. Lalu ada wartawan CNN Indonesia, Detik.com, Mobilinews, Msportsnet dan beberapa wartawan media lainnya. Saya jadi satu-satunya blogger yang nyelip di situ. Thanks to Adek Saras Jurnalis Msportsnet.

Managemen Sentul hadir secara lengkap. Ada Ananda Mikola sebagai Manager Sentul, pak Tinton Soeprapto sebagai Direktur Sentul, Ibu Lola Moenek sebagai GM sirkuit Sentul, pak Ermil yang lama berkecimpung di dunia racing, pak Rio Sarwono pemilik Joglo dan Komisaris Sentul dan pak Irawan Sucahyono konsultan racing Sentul. Lengkap banget kan. Acara berlangsung lebih dari dua jam. Di tulisan ini saya akan menulis komentar-komentar dari mas Ananda Mikola, mantan pembalap yang sekarang jadi manager sirkuit Sentul. Untuk pendapat dari managemen Sentul yang lain akan saya tulis di tulisan berikutnya, dengan catatan saya nggak lupa dan nggak sibuk (sok sibuk banget). Hasil reportase ini berdasar pertanyaan para wartawan di sana ya. Saya modal nguping aja soalnya semua pertanyaan saya udah diborong para wartawan yang lebih jago (alasan).

MotoGP di Sentul adalah soal kepercayaan dunia

Menurut Ananda Mikola, niat Sentul menyelenggarakan MotoGP sebenarnya bukan untuk keuntungan pribadi tapi untuk keuntungan masyarakat. Masyarakat bisa mengambil untuk melalui hunian hotel-hotel, dari penjualan barang dan lain-lain. Keuntungan pribadi buat Ananda Mikola hanyalah ia bisa ketemu muka dengan Valentino Rossi. Suer ini mas Ananda Mikola yang bilang begitu hehehe. Ia seneng seandainya pembalap lokal macam Yudhistira bisa balapan dengan Tito Rabbat. Ia ingin memberikan sesuatu untuk NKRI. Karena mas Ananda Mikola passionnya di balapan maka ia ingin memberikan hal yang spesial dari balapan.

Menyelenggarakan MotoGP adalah harga mati menurut mas Ananda Mikola karena ini soal kepercayaan dunia pada Indonesia dan momentumnya tepat. Jika sampe Indonesia gagal menyelenggarakan MotoGP maka kepercayaan dunia akan berkurang. Belum tentu 10 tahun lagi Dorna akan datang ke Indonesia dan meminta Indonesia menyelenggarakan MotoGP.

[caption caption="Pak Tinton Soeprapto (dok.yayat)"]

[/caption] Jangan bicara bisnis, ini soal sikap kenegarawanan

Sebenarnya di awal kedatangan Carmelo Ezpeleta ke Indonesia, pihak Kemenpar menyetujui akan mengurus proses pelaksanaan MotoGP di Indonesia. Pihak Kemenpar tahu perhelatan ini akan membawa dampak bagus untuk kemajuan pariwisata di Indonesia. Tapi di pertengahan jalan, Kemenpora mengambil alih dengan alasan balapan itu ada di bawah naungan Kemenpora. Masalahnya Kemenpora ingin terlibat lebih dalam. Mas Ananda Mikola minta mengenyampingkan urusan bisnis dalam hal ini. Dahulukan sikap kenegarawanan dan bukan sejarawan. Maksudnya, jangan mikirin masa lalu Sentul mulu, tapi pikirkan efek bagi Indonesia bila balapan MotoGP terselenggara di sini. Kepercayaan dunia Internasional pada otomotif Indonesia akan semakin besar.

Sebenarnya komentar mas Ananda lebih cocok dikasih ke bu Puan Maharani yang mengkaji ulang rencana penyelenggaraan MotoGP di Indonesia. Beliau ingin mempelajari dulu apa aja keuntungan yang di dapat Indonesia bila menggelar acara ini. Bu Puan, kalo gelaran MotoGP nggak menguntungkan ya masaaaaa negara-negara pada berebut menggelar MotoGP sik. Bu Puan lucu deh.

APBN bukan wacana dari pihak Sentul

Mas Ananda Mikola meluruskan berita soal penggunaan dana APBN yang disebut-sebut oleh Kemenpora. Jadi Kemenpora dan pihak Sentul telah melakukan 11 kali pertemuan. Banyak banget kan. Nah di tengah-tengah pertemuan itu pihak Kemenpora mewacanakan akan menggunakan dana APBN untuk menutupi biaya renovasi Sentul. Jadi keluarnya kata “Dana APBN” ini sebenarnya dari pihak Kemenpora. Pihak Sentul sendiri yakin bahwa renovasi akan bisa berjalan tanpa dana APBN karena Sentul akan menggaet para investor. Pihak Sentul hanya membutuhkan payung hukum, sesuai syarat yang diminta oleh Dorna Sport. Sentul tidak ingin menyanyikan Indonesia Raya sendirian, katanya. Sentul ingin mengajak ratusan juta rakyat Indonesia berbarengan menyanyikan lagu yang sama. So, Sentul harus menggandeng pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline