Lihat ke Halaman Asli

Ya Yat

TERVERIFIKASI

Blogger

Tiga Syarat Pak Jokowi untuk MotoGP di Sentul

Diperbarui: 16 Januari 2016   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Valentino Rossi curcol (dokpri yayat)"][/caption]

Sudah masuk Januari 2016 nih.. sudah sampai manakah proses persiapan sirkuit Sentul untuk menggelar MotoGP 2017? Mengingat Dorna memberi batas waktu 31 Januari 2015 untuk Sentul mengajukan surat jaminan dari pemerintah bahwa Sentul siap mengadakan balapan MotoGP di tahun 2017. Senin siang tanggal 11 Januari 2016 kemarin Kemenpora dan beberapa kementrian terkait mengadakan rapat kabinet dengan pak Jokowi di istana negara. Saya nggak tau apakah rapat kabinet ini diselingi dengan makan siang atau tidak. Ada Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, ibu Puan Maharani juga. Dilihat dari kegiatannya.. sepertinya penyelenggaraan MotoGP di Indonesia dianggap penting oleh pemerintah (iyalah penting).

Tujuan rapat kabinet ini adalah meminta Presiden Jokowi mengeluarkan Keppress (Keputusan Presiden) untuk penyelenggaraan MotoGP di Indonesia. Keppress ini nantinya akan diberikan ke Dorna sebagai jaminan kesiapan Indonesia dalam menyelenggarakan MotoGP. Sayangnya.. hasil rapat kabinet ini belum mencerminkan kepastian bahwa Indonesia akan menyelanggarakan MotoGP di tahun 2017. Ibu Puan mewakili pemerintah punya tiga permintaan yang harus dipenuhi oleh pak Tinton Suprapto selaku Direktur Utama Sentul dan pak Tommy Soeharto selaku Komisaris Utama Sentul.

Syarat pertama, Pak Tinton kudu menyerahkan masterplan MotoGP dan akan dikoreksi oleh kemenpora dalam waktu satu minggu. Trus syarat kedua, pak Tinton harus menyelesaikan kontrak. Ketiga, pak Tinton dan pak Tommy harus menandatangani dan menyerahkan surat pernyataan. Kalo ketiga syarat ini bisa dipenuhi maka Kemenpora akan mengeluarkan petunjuk pelaksanaan (Juklak) sebagai dasar penerbitan Keppress.

[caption caption="Surat pernyataan dari managemen Sentul (dok.msports.net)"]

[/caption]

Ribet? Pastinyaaaa... karena yang pertama.. karena gelaran MotoGP adalah gelaran International yang kalo nggak disiapkan dengan cermat dan seksama akan menimbulkan nama jelek bagi Indonesia. Jangan cuman mikir pemasukan uang aja. Yang kedua.. ini nih yang penting.. karena dana penyelenggaraan nantinya akan menggunakan APBN. Duit rakyat bro... pemakaian satu sen pun kudu ada pertanggung jawabannya apalagi Sentul itu dikelola pihak swasta, bukan punya negara. Sementara biaya renovasi sirkuit sentul butuh dana sekitar 200 M, bukan dana yang sedikit. Trus.. kabarnya fee untuk Hermann Tilke yang mendesain Sentul sebagai dasar renovasi itu kudu dibayar oleh managemen Sentul, Kemenpora nggak mau membayarnya. Fee nya aja sekitar 1 juta dolar Amerika... dirupiahin jadi berapa tuh. Mumet dah pak Tinton.

Untuk syarat mengenai surat pernyataan telah dibuat oleh managemen PT Sarana Sirkuitindo Utama selaku pemilik Sentul. Surat pernyataan ini ditandatangani oleh pak Tinton dan pak Tommy Suharto. Di dalam surat pernyataan itu diantaranya pihak Sentul bertanggung jawab penuh dalam hal penyelenggaraan MotoGP di Indonesia dan bertanggung jawab penuh bila dalam masa kontrak penyelenggaraan MotoGP di Indonesia timbul adanya permasalahan mengenai status kepemilikan Sentul. Okeh... satu syarat telah bisa dipenuhi oleh pihak Sentul.. masih ada dua syarat lagi.

Dalam twitternya Kemenpora di @KEMENPORA_RI, pihak kemenpora masih yakin bahwa MotoGP akan terlaksana di Indonesia tahun 2017, walaupun Keppress belum ditandatangani Presiden dan kemenpora baru punya duit 5 milyar rupiah. Kemenpora yakin pihak Sentul akan menyerahkan dokumen masterplan dan lain-lain tepat waktu. Kemenpora yakin Indonesia bakal sukses menyelenggarakan MotoGP di Indonesia berdasar sejarah bahwa tahun 1996 dan 1997 Indonesia pernah menyelenggarakan balapan Internasional ini dan sukses. Pak Menpora... tahun 1996 dan 1997 itu yang dilombain di Sentul adalah kelas 500 cc, 250 cc dan 125 cc.... sekarang MotoGP aja 1000 cc pak... beda pak.

[caption caption="Jelang deadline (dokpri yayat)"]

[/caption]

Saya ingat pesan pak Jokowi waktu mengundang saya dan teman-teman kompasianer ke Istana untuk makan siang tanggal 12 Desember 2015 lalu. Beliau berpesan bahwa kita semestinya menulis hal-hal positif yang membangkitkan rasa optimisme pada bangsa. Tulislah tulisan yang mendorong etos kerja dan berisi harapan-harapan yang cerah.. kata pak Jokowi. Maka saya tidak bermaksud membuat kita pesimis pada pelaksanaan MotoGP di Indonesia. Rasa optimis itu perlu. Pasti semua pengen kan liat Valentino Rossi balapan di sini. Sapa tau Sepang Clash bisa terjadi lagi di Sentul... ye kan... ye kan..

Segala kendala yang terjadi adalah tantangan bagi kita untuk menyelesaikannya.. kata pak Jokowi waktu itu. Jadi kendala pak Tinton dan team dalam menyiapkan masterplan, surat kontrak dan lain-lain itu adalah tantangan. Semangat ya pak Tinton... jangan kalah sama anak-anak muda CEO bisnis kreatif yang ketika diundang makan siang di istana ditantang pak Jokowi untuk bersaing melawan pesaing luar negeri dalam rangka MEA (pasar bebas). Anak-anak muda ini semangat bilang siap dan yakin menang. Jangan kalah pak Tinton! (lirik kalender... udah tanggal 15 Januari.. tik tok tik tok).

 

Sumber: msports.net




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline