Menpora Imam Nahrawi belakangan ini sudah menginformasikan bahwa Indonesia resmi menggelar MotoGP pada tahun 2017. Pak Imam Nahrawi menunjukan LoI (letter of intent) yang telah ditandatangani oleh Menpora dan pihak Dorna Sport selaku penyelenggara MotoGP sebagai bukti bahwa MotoGP akan digelar di sirkuit Sentul, Indonesia tahun 2017. Benarkah?
Sebenernya masih banyak tahapan yang akan dilewati Indonesia agar sirkuit Sentul benar-benar masuk dalam kalender MotoGP 2017. Kalender MotoGP 2017 sendiri akan dipublish secara resmi pada akhir tahun 2016. Jadi minimal pada pertengahan tahun depan, sirkuit Sentul harus sudah selesai direnovasi. Setelah renovasi, Sentul akan di cek kelayakannya oleh FIM dan Dorna. Sentul harus lolos homologasi sirkuit.
Makhluk apakah homologasi itu? Homologasi adalah peraturan standar yang harus dipenuhi oleh penyelenggara balapan, mencakup semua aspek pada sirkuit .. yaitu soal safety, trek, fasilitas pendukung dan lain-lain. Oh ya.. selama renovasi juga Sentul akan diawasi oleh FIM juga, yang sekalian kasih masukan harus gimana Sentul biar layak gelar balapan internasional. Hayo loh yaaa… nggak bisa macem-macem hehehe.
Peraturan standar FIM tadi namanya FIM Standards for Road Racing Circuits, yang jadi acuan adalah standar FIM yang diupdate 27 Januari 2015. Semuanya detail tertera di aturan ini, setebal 96 halaman dan dalam bahasa Inggris.. ngos-ngosan juga bacanya, tapi seru sih, karena saya jadi tahu bahwa FIM benar-benar menerapkan standar tinggi bagi sirkuit untuk bisa menggelar balapan MotoGP.
Sirkuit dikategorikan dalam beberapa grade yaitu grade A sampai E. Grade A adalah yang tertinggi dan grade E adalah yang terendah. MotoGP harus digelar di sirkuit berstandar grade A sementara Superbike bisa digelar di sirkuit berstandar grade B. Untuk sirkuit yang udah dibangun semacem sirkuit Sentul, inspeksi final dari FIM harus dilakukan nggak lebih dari 90 hari sebelum seri pertama balapan digelar. Laporan dari inspeksi final ini menjadi dasar apakah sirkuit tersebut lolos homologasi atau nggak.
Renovasi Sentul akan menggunakan jasa Hermann Tilke sebagai konsultannya. Hermann Tilke bukan orang kemarin sore dalam hal desain sirkuit. Mr. Tilke lah yang mendesain sirkuit Sepang dan Valencia. Jadi beliau udah ngerti banget gimana bikin setiap inci sirkuit sesuai dengan aturan FIM. Selain kondisi trek, Sentul juga harus menyiapkan fasilitas yang sangat penting buat keselamatan yaitu Ambulan, mobil pemadam kebakaran, mobil medical, shuttle photographer dan VIP shuttle.
Di control post di mana race control akan ada di situ harus disediakan telephone yang available buat sambungan internasional. Wifi kudu ada pastinya dan wajib bisa digunakan buat race control dan merupakan sambungan tersendiri. Kudu ada CCTV, TV buat live feed dan 1 atau 2 TV buat live timing. Kamera juga kudu ada di seluruh sirkuit dan nggak boleh ada blind spot.
Keselamatan penting banget dalam sebuah balapan apalagi balapan Internasional kayak MotoGP. Maka itu kudu ada medical centre dan helicopter. Untuk medical ini ada tertulis secara detail di aturan FIM tapi saya udah puyeng bacanya hehehe. Aturan soal Marshall juga tertera lengkap. Ada sedikit aja yang nggak sesuai sama aturan standar ini berpotensi nggak bisa gelar balapan MotoGP.
Beberapa jam yang lalu kemenpora melalui twitternya @KEMENPORA_RI ngetwit soal pemerintah yang serius akan menggelar MotoGP di Indonesia. Pak Jokowi mendukung ini katanya. Hermann Tilke akan mensupervisi renovasi Sentul secara langsung. Saya juga udah liat sih desain terbaru Sentul. Kemenpora bilang renovasi dilakukan biar Sentul jadi sirkuit berstandar grade A (MotoGP) dan grade one (Formula one). Nampaknya pemerintah pengen gelar F1 juga nantinya.
Dari twitnya Kemenpora tadi, pemerintah pengen Sentul jadi street circuit semacem sirkuit Monako di mana di pinggir sirkuit dibangun hotel-hotel jadi nonton balapan bisa dilakukan dari dalam kamar. Untuk twit ini saya berasa aneh. Street circuit semacam sirkuit Monako dan Singapura itu tidak cocok untuk balapan motor karena balapan motor harus ada gravel dan run off area jadi kalo rider jatoh dia masih aman di gravel dan nggak langsung nabrak tembok.
Sentul bukan tipikal street circuit yang memakai jalan raya sebagai sirkuit. Sentul itu emang udah disiapin buat gelar balapan, jadi bukan ngambil area jalan raya. Kalo maksudnya mimin kemenpora itu adalah bikin sirkuit yang pinggirnya hotel-hotel supaya penonton nggak terkendala transportasi ya sebenernya nggak cocok juga karena ntar liat balapan dari hotel kudu pake teropong. Jauh beuh buat liat ke treknya.