[caption id="attachment_212736" align="aligncenter" width="640" caption="Si lumba lumba (dok.yyt)"][/caption]
Saya lupa kapan tepatnya saya mulai berkenalan dengan belanja online. Yang pasti sih bukan 46 tahun yang lalu. Dulu saya membeli barang dari online karena barang itu tidak saya dapatkan di pasaran. Lokasi si penjual ada di daerah Lampung. Dasarnya buta soal belanja online membuat saya bertanya-tanya pada si penjual tentang barang itu dan sistematika pemesanannya.
Untungnya si penjual ramah dan mau menerangkan pada saya. Akhirnya barang itu sukses saya terima. Barang apakah? Ya… nggak jauh dari si 46 deh (teuteup). Barang itupun sesuai dengan yang saya pesan dan kondisinya tidak mengecewakan.
Akhirnya sejak saat itu saya familiar dengan belanja online. Kalau ada barang yang saya cari pasti saya langsung tanya opa gugel dulu dan liat barang itu dijual siapa. Banyak sudah hasil belanja saya dari online, dari mulai kripik pedes sampai kaos.
Buat saya belanja dari online itu punya keasyikan tersendiri. Di samping barang yang saya cari memang sulit ada di pasaran, ada rasa deg-deg an juga saat menunggu barang pesanan datang. Loh kenapa deg-degan? Ya menunggu apakah barangnya dikirim atau tidak, sesuai dengan yang dijual atau tidak dan lain-lain.
Belanja dengan sistem online memang rentan penipuan. Kita kan nggak kenal sama penjualnya dan nggak tau alamat dia dimana. Sementara sistem belanja online adalah bayar dimuka. Barang akan dikirim setelah uang kita transfer. Namun untungnya selama berbelanja online sih saya nggak pernah mengalami penipuan.
Belakangan ini saya ikut-ikutan menjual barang lewat online. Nggak sepenuhnya online seperti kebanyakan penjual yang sampai membuat web khusus segala sih. Cara saya lebih sederhana. Memotret barangnya lalu menaruhnya di blog. Setelah itu memasarkannya lewat FB dan twitter.
[caption id="attachment_212737" align="aligncenter" width="640" caption="Celengan imut (dok.yyt)"]
[/caption]
Pertama kali saya terjun ke bisnis model begini saya masih memposisikan diri menjadi reseller. You know reseller? Reseller is….. penjual yang menjual barang orang lain. Misal saya beli barang dari A buat dijual lagi. Nah saya adalah reseller si A. Understand? Teeeennn… Nah si penjual yang barangnya saya jual ini menjual barangnya lewat online juga (mumet gak sih?).
Tapi ada kelemahannya kalo saya menjadi reseller dari para penjual online seperti ini. Resikonya adalah barang pesanan pembeli saya tidak ada, stocknya kosong atau biaya pengirimannya mahal yang berakibat harga jual saya jadi mahal (sambil ngitung pakai kalkulator).
Cuman kelebihannya adalah saya tak perlu menyediakan modal dan tak perlu ada barang yang di stock. Akhirnya saya berhenti jadi reseller dari penjual online dan memilih membeli barang langsung di pasaran baru dijual melalui online. Nah buat jualan kayak gini saya harus extra perhatian dalam memilih barang.
Karena kalau barang nggak laku resikonya saya jadi punya stock dan modalpun mengendap di situ. Namun untungnya saya tak terlalu banyak punya stock, barang yang saya beli seringkali laku terjual.. Alhamdulillah ya.. Sesuatu banget (kipas-kipas pakai duit seribuan).
Buat Anda yang belum pernah mencoba berbelanja lewat online nggak perlu takut buat mencoba. Hanya Anda perlu memperhatikan beberapa hal agar belanja online Anda menyenangkan. Apa sajakah?
Baca dengan teliti keterangan gambar misal ukuran barang. Ya Anda nggak mau kan saat liat di foto barangnya berukuran 46 sentimeter eh setelah sampai di tangan Anda barangnya hanya seukuran 4,6 sentimeter. Mini banget hehehehe. Saya sih lebih percaya pada penjual yang memasang foto produk dengan jelas ketimbang penjual yang memasang fotonya nggak jelas
[caption id="attachment_212738" align="aligncenter" width="521" caption="Panda unyu (dok.yyt)"]
[/caption]
Lalu cek biaya pengiriman. Ini penting terutama buat Anda yang ingin menjual barang itu kembali. Biaya pengiriman kan akan termasuk dalam harga jual. Jadi kalau lokasi si penjual jauh dan berakibat biaya kirimnya mahal Anda bisa tanya ke opa gugel lagi siapa tau ada penjual yang lokasinya lebih dekat dengan Anda.
Nah setelah ada kepastian stock barang biasanya si penjual akan memberi nomer rekening buat Anda mentransfer pembayaran. Namun kebanyakan para penjual memang sudah menulis nomer rekening ini di web masing-masing. Anda tinggal transfer sesuai harga barang ditambah ongkos pengiriman.
Berikan alamat pengiriman yang jelas dan berikan juga nomer telepon Anda. Tujuannya tentu agar barang pesanan Anda sampai ke alamat Anda dengan selamat. Kan Anda pasti nggak mau barang pesanan Anda nyasar sampai ke Itali.
Jangan lupa buat meminta nomer resi pengiriman barang pada si penjual. Nomer resi ini bisa digunakan buat mengecek ada dimana barang pesanan Anda. Kalo ternyata barangnya ada di Itali kan Anda bisa langsung nyusul ke sana.
Nah itulah hal-hal yang menurut saya perlu diperhatikan dalam berbelanja online. Anda mau menambahkan? Silakan saja… kan bisa menjadi ilmu tambahan buat saya dan para pembeli online lainnya. Sampaikan ilmu walau satu huruf .. katanya hehehe. Selamat berbelanja online ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H