Lihat ke Halaman Asli

Ya Yat

TERVERIFIKASI

Blogger

Marco Simoncelli, Si Bengal yang Dirindukan

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_139108" align="aligncenter" width="597" caption="Marco Simoncelli, the rising star (dok.MotoGP.com)"][/caption]

Dunia balap kehilangan pebalap muda yang sangat bertalenta, ia adalah Marco Simoncelli. Sirkuit Sepang, Minggu 23 Oktober 2011, menjadi sirkuit terakhir bagi Marco menjalani karirnya sebagai pebalap. Sirkuit Sepang menjadi tempat terakhir buat kita melihat kiprah seorang Marco Simoncelli.

Saya telah menulis berita tewasnya Marco Simoncelli di tulisan saya kemarin. Sekarang saya ingin menulis tentang karir Super Sic di dunia balap dan komentar teman-temannya di balap MotoGP. Hanya untuk mengenang seorang pebalap berbakat yang hidupnya harus berakhir dengan tragis.

Marco Simoncelli lahir di Catollica, Italia pada 20 Januari 1987. Sebelum terjun ke kelas para raja (MotoGP) Simoncelli lebih dulu terjun ke kelas 125 cc. Posisi terbaiknya di kelas 125 cc adalah posisi 5 klasemen akhir. Lalu ia naik ke kelas 250 cc pada tahun 2006. Ia menjadi juara dunia di kelas 250 cc pada tahun 2008 namun turun ke peringkat 3 di tahun berikutnya.

Tahun 2010 ia mengikat kontrak dengan tim satelit Honda, San Carlo Honda Gressini. Posisinya pada saat klasemen terakhir di Honda Gressini adalah posisi 8 karena belum sekalipun ia naik podium. Tak terlalu buruk untuk seorang Rookie. Di musim ini Marco Simoncelli sudah 2 kali naik podium yaitu podium 3 di Brno Republik Ceko dan podium 2 di Phillip Island Australia.

Sesungguhnya jalan Marco menuju podium tak mudah. Ia jatuh bangun menjalani seri-seri di musim ini. Tak cukup jatuh bangun, ia pun banyak menuai protes dari pebalap lain atas gaya balapannya yang dinilai membahayakan para pebalap lainnya.

Yang paling parah adalah ketika ia menyenggol jatuh Dani Pedrosa di seri Le Mans Perancis dan membuat Dani tak bisa turun balapan selama beberapa seri. Jorge Lorenzo menyampaikan protes keras pada Super Sic. Dani Pedrosapun sangat marah sampai-sampai Dani menyebut “kepala Simoncelli tak berisi apapun kecuali rambut”.

Protes para rider akhirnya berbuah pemanggilan pada Marco oleh penyelenggara MotoGP. Ia tak mendapat teguran keras hanya “dinasehati” agar lebih memperhatikan safety ketika balapan. Nasehat ini nampaknya cukup kena di hati Marco. Setelah “pemanggilan” itu gaya balapan Marco Simoncelli cenderung kalem.

Belakangan gaya Marco kembali “bengal” ketika ia sudah merasakan nikmatnya naik podium. Jujur saja, gaya bengal Marco memang membuat balapan tak membosankan. Dulu Rossi yang sering mengajak para pebalap lain “bermain” di lintasan. Sayang gaya Rossi sekarang tenggelam karena ia kesulitan menaklukkan Ducati.

Bulan lalu ada gosip beredar bahwa Marco Simoncelli akan pergi dari Honda Gressini karena kontrak barunya dengan Gressini tak kunjung diperbaharui. Ada yang bilang Ducati telah meminang Simoncelli. Namun akhirnya jelas bahwa Honda Gressini mengontrak Simoncelli lagi untuk menunggang Honda1.000 cc tahun depan.

Bahkan untuk mendukung Simoncelli, pihak Gressini menyatakan bahwa Simoncelli akan menunggang motor dengan dukungan penuh dari tim utama Honda. Jadi meski ia turun dengan bendera tim satelit tapi motornya tim utama punya. Mestinya kita akan melihat kiprah Simoncelli yang lebih ciamik tahun depan.

Kronologis kejadian

Marco Simoncelli jatuh di Sepang ketika balapan memasuki lap ke dua. Akibat jarak yang begitu dekat Colin Edwards tak mampu menghindari Simoncelli dan Valentino Rossi juga. Colin Edwards ikut terjatuh namun Rossi masih bisa mengendalikan motornya meski harus keluar trek.

Petugas medis langsung datang menolong Simoncelli. Saat itu posisi Marco terkapar di tengah lintasan dengan kondisi helm lepas dari kepalanya. Saat dibawa masuk ke mobil Ambulans kondisi Marco tak sadarkan diri. Detak jantungnya berhenti ketika ia berada di dalam ambulans. Para dokter langsung memberinya CPR.

Pemberian CPR masih dilanjutkan selama 45 menit kemudian. Namun Marco tak bisa bertahan dan ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 16.56 waktu Malaysia atau pukul 15.56 WIB. Para penggila MotoGP langsung shock mendengar kabar ini.

Menurut konperensi pers yang diadakan oleh anggota Race Direction (Paul Butler, Claude Danis, Franco Uncini, Javier Alonso) dan direktur medis Michelle Macchiagodena beberapa saat kemudian, Marco Simoncelli menderita trauma serius kepala, leher dan dada. Sedangkan mengenai kenapa helm Simoncelli bisa terlepas akan diselidiki lebih lanjut.

[caption id="attachment_139109" align="aligncenter" width="597" caption="Motor Marco Simoncelli di garasi Gressini, penunggangnya telah pergi (dok.MotoGP.com)"][/caption]

Komentar teman-teman pebalap

Meninggalnya Marco Simoncelli dengan cara yang tragis membuat teman-temannya sesame rider shock berat. Jangankan mereka, saya pun hingga saat menulis berita kemarin sempat masih tak percaya. Saya yakin semua penggila MotoGP pun merasakan hal yang serupa.

Memang saat balapan sesama rider merupakan musuh tapi di luar lintasan mereka berteman cukup akrab. Terlihat jelas kepanikan di wajah masing-masing rider kemarin ketika tak mendapat kabar apapun tentang Simoncelli. Kepanikan itu makin menjadi ketika race director mengumumkan bahwa balap dibatalkan.

Biasanya bila pebalap yang mengalami kecelakaan kondisinya baik-baik saja maka balapan akan dilanjutkan. Maka pembatalan race ini membuat semua tim dan rider bertanya-tanya dan tak sabar menunggu kabar tentang Simoncelli.

Sayangnya kondisi para tim dan rider yang sedang panik berbanding terbalik dengan reaksi penonton di arena. Beberapa dari mereka melemparkan botol minuman dan protes keras atas dibatalkannya balapan MotoGP. Nampaknya para penonton ini tak bisa membedakan mana konser musik dan mana balapan.

Kepastian tentang tewasnya Marco Simoncelli sontak membuat geger dunia MotoGP. Seluruh tim dan para rider MotoGP berduka. Berikut beberapa komentar yang sempat saya rangkum dari beberapa sumber (media dan twitter) :

Casey Stoner : Ketika hal seperti ini terjadi, mengingatkanmu bahwa hidup itu sangat berharga, ini membuat saya shock berat.

Andrea Dovizioso : Situasi seperti ini tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, apa yang terjadi hari ini nampaknya mustahil.

Dani Pedrosa : Telah jelas bahwa kita semua melakukan apa yang kita sukai, apa yang kita cintai, tapi di hari seperti hari ini ada hal-hal di luar logika

Cal Crutchlow : RIP Marco Simoncelli! Pebalap besar dan seorang pemuda yang baik. Pikiran saya bersama keluarga dan teman-temannya. Saya tak akan pernah melupakan hari ini

Nicky Hayden : Kadang-kadang hidup itu tak masuk akal.. RIP #58 kamu adalah bintang dan di luar trek kami semua akan merindukanmu.

Jorge Lorenzo : Tidak ingin mengatakan bahwa hari ini begitu… Kamu akan selalu dirindukan. Istirahatlah dalam damai Marco.

Dan bagaimana komentar Valentino Rossi? Rossi merupakan sahabat dekat Marco Simoncelli. Media tahu betapa Rossi sangat kehilangan Marco hingga mereka tak ingin mengganggu Rossi dulu. Akhirnya Rossi menyatakan kehilangan yang mendalam di akun twitternya (ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Italia) :

“Sic for me was like a youngest brother.so strong on track and so sweet in the normal life.I will miss him a lot.”

Nah jangan tanya lagi komentar Rossi soal Simoncelli ya. Web MotoGP.com memberikan tempat bagi semua yang ingin menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian Marco Simoncelli. Silakan klik linknya di http://www.motogp.com/en/tributetosimoncelli . Managemen Marco Simoncelli juga telah membuat fan page di facebook. Silakan add di https://www.facebook.com/58marcosimoncelli

Umur memang tak ada yang tahu. Tak satupun dari kita tahu kapan kita akan pergi dari dunia ini. Tak satupun bisa menghindar ketika Tuhan telah memanggil kita. Jangankan di dunia balapan yang antara hidup dan mati begitu tipis sekatnya. Bahkan di kondisi normal dimana kita telah berusaha sangat berhati-hati nyawapun bisa melayang juga.

Marco Simoncelli meraih gelar juara dunia 250 cc di Sepang Malaysia, siapa sangka karir balapannya berakhir juga di sirkuit yang sama. Mari menunggu siapa pengganti pebalap bengal yang membuat balap MotoGP berwarna. Semoga saja ada…

RIP Marco "Super Sic" Simoncelli… balapan MotoGP tak akan sama lagi..

Note : MotoGP.com dan berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline