Sobat Al-Hasra, hidup kita seringkali dipenuhi dengan rutinitas yang memusingkan---tugas yang menumpuk, harapan yang tinggi, dan berbagai kekhawatiran yang datang tanpa diundang. Kadang kita merasa terbebani dengan semua itu. Tapi pernahkah kita melihat anak-anak istimewa yang ada di sekitar kita? Mereka adalah contoh hidup yang mengubah perspektif kita tentang keterbatasan.
Pernahkah kita merasa terjebak dalam keterbatasan fisik atau mental kita sendiri? Anak-anak istimewa, yang mungkin saja memiliki keterbatasan lebih besar dari kita, justru mengajarkan banyak hal. Mereka menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk terus maju. Sebaliknya, itu justru bisa menjadi sumber kekuatan yang tak terduga.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 286, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap ujian yang kita hadapi, termasuk keterbatasan yang kita rasakan, sudah diatur dengan seadil-adilnya. Begitu pula bagi anak-anak istimewa, yang setiap hari berjuang dengan semangat meskipun dengan tantangan yang berat. Mereka tidak pernah berhenti mencoba meskipun dunia kadang terlihat tidak adil bagi mereka.
Mereka mengajarkan kita arti dari keteguhan hati. Dalam setiap langkah yang mereka ambil, mereka memperlihatkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti. Sebaliknya, itu justru menjadi bahan bakar untuk berjuang lebih keras, karena mereka tahu bahwa mereka mampu. Mereka tidak membiarkan keterbatasan mendefinisikan siapa mereka. Bukankah itu yang sering kita lupakan? Kita terlalu fokus pada kekurangan kita, sementara mereka justru memperlihatkan bahwa dengan niat dan usaha, segala keterbatasan bisa diubah menjadi potensi yang luar biasa.
Selain itu, anak-anak istimewa mengajarkan kita untuk lebih bersyukur. Coba pikirkan, mungkin kita sering mengeluh tentang hal-hal kecil seperti tugas yang menumpuk atau jadwal yang padat. Tapi bagi mereka, hal-hal yang sering kita anggap sepele---seperti bisa berjalan, berbicara, atau bahkan makan dengan mudah---adalah nikmat yang tak terhingga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda, "Lihatlah orang yang berada di bawahmu, jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah." (HR. Muslim).
Anak-anak istimewa juga mengajarkan kita tentang empati. Mereka tidak memerlukan simpati, tetapi mereka membutuhkan kita untuk peduli, memberi dukungan, dan menghargai mereka sebagai individu yang memiliki potensi luar biasa. Terkadang kita terjebak dalam dunia kita sendiri, dengan berbagai urusan pribadi, sampai lupa bahwa ada orang di sekitar kita yang butuh perhatian lebih. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad).
Mereka, dengan segala keterbatasannya, adalah cerminan bagi kita untuk tidak terus terjebak dalam keluhan atau perasaan tidak cukup. Mereka menunjukkan bahwa keberanian untuk terus melangkah meskipun ada rintangan adalah kualitas yang jauh lebih berharga daripada sekadar kesempurnaan fisik. Bahkan, keterbatasan bisa menjadi kekuatan yang menginspirasi orang lain untuk lebih baik lagi.
Sobat Al-Hasra, mari kita ubah cara pandang kita tentang keterbatasan. Bukannya menjadi hal yang mematahkan semangat, keterbatasan bisa menjadi pemicu bagi kita untuk berusaha lebih keras, lebih bersyukur, dan lebih peduli pada sesama. Anak-anak istimewa mengajarkan kita bahwa hidup bukan soal seberapa sempurna kita, tetapi seberapa tulus kita menjalani hidup dengan segala tantangannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI