Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

Kamp Arsal yang Tak Pernah Aman

Diperbarui: 6 Juli 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyapa Kamp Arsal yang Tak Pernah Aman

ACTNews, LEBANON TENGGARA – Beginilah kondisi lokasi pengungsian untuk warga Suriah di Arsal, Lebanon Tenggara; tak pernah aman karena kerap menjadi target serangan, baik oleh pemerintah Lebanon, tentara rezim Asad, Hizbullah maupun kelompok bersenjata revolusi Suriah.  Sebabnya hanya satu, Arsal dianggap sebagai kantong milisi revolusi Suriah. Maka semua misil dan bom kerap mengarah ke kamp pengungsian yang juga dihuni pengungsi Palestina ini.  
 
“Ini lokasi pengungsian paling tak bersahabat. Ada 100 ribu pengungsi di sini. Bagi warga Suriah, di sini bukan lokasi resmi yang direstui pemerintah Lebanon,” tutur Hamid,  wakil mitra lokal Aksi Cepat Tanggap dalam distribusi logistik untuk 213 KK pengungsi Suriah, Selasa (30/6) lalu.  
 
Ali menambahkan, seperti halnya para pengungsi Palestina yang tak diinginkan untuk tinggal menetap, formula pemulangan terus dicari untuk para pengungsi Suriah oleh pemerintah Lebanon. Pengungsi Suriah itu tinggal di tempat-tempat yang merupakan kamp penampungan yang seharusnya untuk warga Palestina, bangunan-bangunan yang sudah ditinggal, sekolah, peternakan maupun kandang hewan.
 
Bantuan dari rakyat Indonesia melalui ACT yang didistribusikan oleh Light Spring itu terdiri dari paket yang berisi beras, tepung,  ‘adas, teh, gula dan lainnya. Paket-paket ini  disalurkan di 5  titik di dalam kamp, yakni di Majd, Inma’, Nashr, Salam dan Arzah.
 
“Warga Suriah yang menerima bantuan ini mengatakan pada saya, ‘tolong sampaikan bantuan serupa untuk masa yang akan datang. Sebab hampir tidak pernah ada bantuan masuk ke sini karena kamp selalu dikepung oleh otoritas Lebanon’..,” ujar Ali mengutip pesan warga penerima bantuan. Senada dengan pengungsi, Hamid melalui lembaganya juga siap untuk mendistribusikan kembali jika bantuan dari Indonesia datang kembali. “Kami berharap ada bantuan lanjutan,” kata Hamid. (a.rahman)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline