Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

Cerita Haru Pekerja Harian di Tengah Pandemi

Diperbarui: 7 April 2020   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sudah cukup banyak berita yang mengabarkan perusahaan yang merumahkan karyawannya, pekerja harian yang berkurang penghasilannya, keluarga pra-sejahtera semakin sulit memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan sehari-hari, serta berbagai problematika ekonomi akibat luasnya penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia. Di situasi yang tidak mudah ini, mereka tetap optimis dan menyampaikan harapannya agar semua kembali membaik. Para pekerja harian ini tetap semangat bekerja dan mencari nafkah seperti hari-hari sebelumnya.

Kebaikan-kebaikan para dermawan membawa harapan bagi para pekerja non-formal, pekerja upah harian, dan keluarga pra-sejahtera. Operasi Pangan Gratis yang diinisiasi oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjadi salah satu ikhtiar untuk membersamai masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan. Tentunya, solidaritas sosial juga diperlukan demi kelangsungan hidup saudara sebangsa yang dirundung kesusahan. Berikut sekilas cerita para pejuang, tenaga harian di tengah pandemi:

Agus, Pengemudi Grab
Pengemudi asal Kelurahan Sukamajukidul, Kecamatan Indihiang, Tasikmalaya tak menyangka pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada nafkahnya. Dalam situasi normal, Agus bisa mendapatkan 8-9 pesanan perjalanan dalam sehari. Namun, sejak pandemi corona meluas, ia hanya mendapatkan 3-4 pesanan perjalanan saja. "Biasanya bisa 9 (perjalanan). Sekarang mau 4 (perjalanan) saja susah," ungkap Agus, yang telah menjadi pengemudi ojek online sejak 2017.

Hermanto, Supir Angkot
Usianya yang tak lagi muda tidak membuat Hermanto patah semangat dalam menghidupi keluarga. Ia merupakan seorang sopir angkutan umum trayek Terminal Depok-Depok Timur yang harus menghidupi seorang istri dan lima orang anaknya. Semenjak wabah corona menghantui Indonesia, Hermanto sangat merasakan dampaknya. Penghasilannya tak sebanyak dahulu sebelum pandemi Covid-19 melanda. Sementara itu, kebutuhan enam anggota keluarganya harus tetap dipenuhi. Hermanto menuturkan, tiap harinya ia hanya mendapatkan uang puluhan ribu saja. Angka ini jauh dari setoran yang seharusnya. "Biasanya, sebelum wabah, bisa dapat hingga ratusan ribu dan bisa bawa pulang uang Rp 60 ribu-Rp 90 ribu setelah dipotong bensin dan setoran ke pemilik mobil. Sekarang susah banget dapat penumpang, anak sekolah sama orang kerja kan banyak yang libur," ungkap Hermanto.

Amir, Pengemudi Angkot
Hal yang sama dirasakan Amir, pengemudi angkot untuk trayek Terminal Depok-Depok Timur. Sejak Covid-19 mewabah, pendapatannya sangat berkurang. Ia sering tak mampu memberikan setoran sewa ke pemilik mobil angkot. Namun, Amir mengaku pemilik angkot bisa memahami kondisi yang saat ini terjadi. Amir merupakan beberapa di antara pekerja dengan gaji harian. Tak ada gaji tetap. Mereka bergantung pada orang lain yang menggunakan jasanya.


Sugiono, Pengurus Koordinator Warteg Nusantara  
"Warteg saya sendiri nyaris saya tutup sementara karena pendapatan enggak mencukupi untuk menggaji karyawan sama operasional," ungkap Sugiono, yang juga pemilik Warteg Amanah di Depok. Ia mengatakan, kolaborasi dengan ACT merupakan langkah baik untuk banyak orang. Tak hanya bagi penerima manfaat makanan siap santap saja, tetapi juga pengusaha warteg yang mengalami penurunan pendapatan selama wabah.

Hendrawan, Ojek Online
"Penghasilan saya biasanya 200 ribu/hari Sejak Covid-19 anjlok cuma 30-40 ribu/hari. Itu juga belum tentu tiap hari dapat orderan. Saya punya istri dan dua anak, berat mas. Usul, makan gratis ini bisa dua kali. Biar bisa dibawa pulang satunya" ungkap Hermawan.

Muali, Pemilik Warteg
"Tadinya, sebelum ada bantuan ACT, kami mau pulang kampung dulu ke Tegal. Mau istirahat karena sudah tidak ada pemasukan. Jadi, untuk hidup sehari-sehari mengandalkan tabungan" Ungkap Muali.

Amir, Supir Angkot
"Sejak Corona, tarikan semakin sepi. Saya sudah tidak mampu kasih setoran kepada pemilik mobil. Kebutuhan keluarga banyak. Alhamdulillah, berkat makan gratis, jadi bantu hemat" ungkap Amir.

Solidaritas sosial bangsa merupakan dukungan juga kepada para pekerja harian yang terdampak secara ekonomi. Melalui program Operasi Pangan Gratis, bantu saudara sebangsa penuhi kebutuhan pangannya lewat indonesiadermawan.id/OperasiPanganGratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline