Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

Dari Longsor Ponorogo Bergegas ke Longsor Nganjuk

Diperbarui: 17 April 2017   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[CENTER][img]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/longsor_nganjuk__5_.jpeg[/img]

Tidak sedikitpun rasa lelah menghadang. Entah apa rasanya sendi-sendi dan otot tubuh ketika dipacu bekerja lapangan, menggali dan berjibaku dengan tumpukan tanah puluhan meter. Berkotor-kotor dengan tanah merah, ditambah dengan risiko bencana longsor susulan yang mengintai setiap menitnya. Bagi siapa pun yang sedang berjibaku dengan proses pencarian korban longsor, nyawa juga taruhannya.

ACTNews, NGANJUK, Jawa Timur - Sekelumit cerita sedang bersambung dari Kabupaten Ponorogo sampai Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Dua kejadian tanah longsor terjadi hampir serempak. Hanya berselang hari setelah longsor menerjang Desa Banaran, Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, kejadian serupa berulang di Kabupaten Nganjuk. Longsor terjadi di Area sekitar Gunung Wilis, Desa Kepel, Kabupaten Nganjuk.

Ahad (9/4) siang sekitar pukul 14.00 WIB telepon genggam punggawa Emergency Respons ACT di lokasi longsor Ponorogo tak berhenti berdering. Dalam sebuah grup WhatsApp komunikasi bencana yang diisi oleh unsur BNBP juga BPBD, ada kabar tentang longsor besar baru saja terjadi di Kabupaten Nganjuk. Kabar awal itu menyebut lima korban kemungkinan tewas tertimbun longsoran Nganjuk.

Penuturan Jahid, salah seorang relawan ACT di lokasi longsor Ponorogo, kabar itu datang hanya sekira sejam-dua jam dari kejadian longsor susulan di Desa Banaran Ponorogo. Ahad siang itu, longsor susulan di Desa Banaran memang berulang lagi. Menghempas rumah, mobil, sebuah ekskavator, juga motor para relawan.

Mengingat bahaya longsor susulan, BPBD Ponorogo akhirnya memutuskan melarang semua aktivitas pencarian korban, sampai batas waktu yang belum ditentukan.

[img]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/whatsapp_image_2017_04_11_at_21.19.18.jpeg[/img]

“Allah sudah berkehendak, hanya beberapa jam setelah penutupan aksi pencarian korban longsor Ponorogo, longsor terjadi juga di Nganjuk. Tim relawan ACT segera bergegas berpindah lokasi dari Ponorogo ke Nganjuk,” ungkap Jahid, dihubungi via telepon di Desa Kepel, Nganjuk.

Dilihat di atas peta, sebetulnya jarak dari Desa Banaran ke Desa Kepel tak begitu jauh. Namun dua desa ini berada di sisi Gunung Wilis yang berlawanan. Desa Banaran Kabupaten Ponorogo ada di sisi Barat Daya Gunung Wilis, sementara Desa Kepel Kabupaten Nganjuk berada di sisi Timur Laut Gunung Wilis. Akses satu-satunya dari penghubung dua desa yang dihantam longsor ini hanya dengan memutar jauh melewati Kota Madiun dan Kota Nganjuk di sebelah utara.

Ahad itu juga, sejumlah relawan Emergency Respons ACT di titik longsor Ponorogo dikerahkan menuju titik longsor Nganjuk. Kusmayadi, leader Tim Emergency Respons ACT di Ponorogo mengatakan, selagi proses evakuasi di Ponorogo ditunda oleh BPBD karena longsor susulan, tim evakuasi bergegas menuju Nganjuk.

“Di Ponorogo yang berjaga di Posko ACT adalah tim pemulihan. Evakuasi memang ditunda, tapi pemulihan trauma dan dapur umum tetap berjalan di Desa Banaran Ponorogo,” kata Kusmayadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline