Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

3 Penyakit Khas Bencana Banjir

Diperbarui: 24 November 2015   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir

Langit Indonesia mulai ditutupi oleh awan mendung hujan yang rutin menyapa di tiap sore hari. Ya, berkah musim hujan yang sudah sekian lama ditunggu pun mulai tiba. Kemarau panjang yang membawa derita sejak bulan Maret hingga Oktober tahun 2015 perlahan mulai lenyap dan berganti dengan musim hujan.

Namun musim hujan tak selalu menjadi berkah, di antara derasnya hujan pun terselip beberapa risiko penyakit yang bisa menyerang siapapun di musim hujan. Terutama bagi wilayah yang akrab dengan bencana banjir, seperti Jakarta dan kota-kota komuter di sekitar Jakarta. Dilansir dari Antaranews, Menteri Kesehatan Nla F Moeloek memberikan himbauan pada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan ketika musim hujan tiba, terlebih jika hujan deras yang turun berubah menjadi bencana banjir.

Banjir adalah genangan air yang meluap menutupi jalanan dan rumah-rumah warga ketika limpahan air datang tanpa bisa ditampung oleh sungai. Semua orang harus menyadari bahwa genangan air itu mengandung risiko berbahaya bagi kesehatan. Berikut adalah 3 penyakit khas bencana banjir yang sering terjadi di musim penghujan:

1. Penyakit Leptospirosis

Penyakit ini mungkin sudah tak asing lagi di kalangan warga Jakarta yang sering terendam banjir. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut sebagai bakteri leptospira. Penyakit ini ditularkan oleh hewan pengerat, terutama tikus. Di wilayah Indonesia yang sering terendam banjir, Leptospirosis biasanya menular melalui kotoran dan air kencing tikus. Ketika masuk musim hujan dan suatu wilayah mulai tergenang banjir, tikus-tikus akan ikut keluar dari sarang dan berkeliaran di antara air banjir. Kotoran dan kencingnya akan terkontaminasi langsung dengan air banjir. Jika ada kulit manusia yang terluka yang terendam banjir, dapat dipastikan risiko leptospirosis ini akan semakin besar.

2. Penyakit diare

Penyakit diare ini sudah sekian lama erat kaitannya dengan kebersihan diri atau individu. Ketika banjir merendam, tentu kebersihan akan menjadi prioritas nomor dua. Akibatnya air minum dan sumur dangkal akan punya potensi tercemar bakteri dan kotoran dari banjir. Terlebih jika di lokasi pengungsian korban banjir, fasilitas sanitasi dan pangan yang diberikan ala kadarnya, serba terbatas dan minimnya ketersediaan air bersih. Hal ini akan makin mempercepat potensi timbulnya penyakit diare dikala banjir.

3. Penyakit demam berdarah

Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh ulah nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk jenis ini biasanya makin banyak populasinya di musim penghujan. Pasalnya ketika musim hujan, akan ada banyak sekali kaleng kaleng bekas, ban bekas, dan ember-ember di dekat rumah yang terisi air hujan dan menghasilkan genangan. Genangan air inilah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk demam berdarah. Maka dari itu, jika masuk musim hujan terlebih banjir, risiko tertular penyakit demam berdarah akan langsung meningkat drastis. (cal)

img : Republika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline