Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

Jenis Masker Terbaik untuk Mencegah Infeksi Kabut Asap

Diperbarui: 29 September 2015   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bencana kabut asap hingga hari ini masih menjadi momok menakutkan bagi ribuan warga terdampak di Provinsi Riau dan sekitarnya. Pekatnya kabut asap bahkan mencapai titik terendah, hanya menyisakan 50 meter saja dari jarak pandang normal yang biasanya mencapai sekitar 2.500 meter. Kasus kabut asap ini pun bahkan menjadi trending topic nasional dan sudah ditetapkan sebagai status tanggap darurat oleh Presiden Jokowi.

Akhirnya, di tengah pekatnya kabut asap, masyarakat Riau, Pekanbaru, Batam bahkan hingga Aceh yang terpapar bahaya kabut asap hanya bisa mengenakan masker demi mencegah terhirupnya kabut asap dan membahayakan saluran pernafasan. Biasanya ribuan masker dibagikan gratis dipinggir-pinggir jalan Kota Pekanbaru dan sekitarnya dari para donatur kemanusiaan, termasuk oleh Aksi Cepat Tanggap.

Namun pertanyaannya, sudah tepatkah masker yang Anda gunakan untuk menghalau bahaya kabut asap?

Nyatanya, pihak Kementerian Kesehatan RI menyampaikan informasi berguna bahwa masker yang sering digunakan oleh masyarakat belum sesuai dengan standar. Seperti yang dikutip dari CNN Indonesia.

Seperti yang diketahui, masker berharga terjangkau-sekali pakai yang biasanya dibagikan gratis di pinggir-pinggir jalan Kota Pekanbaru adalah jenis masker biasa dengan ciri ciri berbahan tipis, fleksibel, mudah dibawa, biasanya berwarna hijau muda. Ternyata masker biasa ini tak bisa mencegah seutuhnya bahaya dari kabut asap masuk ke dalam tubuh. Namun Kemenkes mengatakan, setidaknya menggunakan masker biasa ini jauh lebih baik ketimbang tidak memakai masker sama sekali.

Lalu jenis masker apa yang paling pas untuk mencegah bahaya kabut asap? Dikutip dari Natgeo, menurut Kementerian Kesehatan, jenis masker N95 adalah yang paling tepat. Jenis masker N95 adalah masker yang biasanya menjadi pelengkap wajib yang digunakan oleh para tenaga medis yang mengurusi bagian infeksi dan penyakit menular. Masker jenis ini diketahui mampu menyaring 95 persen dari seluruh partikel yang dibawa oleh udara.

Namun, kekurangan dari jenis masker N95 adalah bentuknya yang rapat dan kurang dapat dibawa dengan mobilitas yang tinggi. Harganya pun tak bisa dibilang murah.

Sementara itu masker biasa yang sering digunakan masyarakat punya fleksibilitas yang tinggi, mudah dilipat dan dibawa kemana-mana. Harganya? Hanya sekitar seribuan perbuah. Maka dari itu masker biasa nampaknya tetap akan menjadi kebutuhan vital masyarakat umum yang terpapar kabut asap.

Akan tetapi patut direnungkan kembali, bahwa masker biasa jelas tak dirancang untuk bisa menyaring partikel udara yang lebih kecil dan lebih kompleks seperti mikororganisme, karbon, timbal, dan partikel bakaran kayu imbas kebakaran hutan yang berukuran mikro. (CAL)

img : xpresiripos.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline